Bandung (ANTARA) - Pemprov Jawa Barat pada Rabu ini dikunjungi oleh Asosiasi Furikake Internasional (IFA) guna keperluan sosialisasi dan menjajaki potensi investasi di Jabar dalam pembangunan pabrik furikake Jepang yang memproduksi bumbu makanan berbentuk butiran, tepung atau serat seperti abon.
"Jadi sambil sosialisasi (furikake), mereka juga akan melakukan feasibility study untuk investasi dalam membangun pabriknya di kita (Jabar)," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Herman Suryatman di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Pembangunan pabrik furikake yang kemungkinan akan dilakukan di Kabupaten Bandung, kata Herman, akan memanfaatkan bahan baku lokal seperti sayuran, ikan, rumput laut dan lain-lain, serta mengambil tenaga kerja lokal.
"Setelah jadi, hasilnya furiKake ini bisa dijual di pasar lokal, makanya ada sosialisasi tadi. Namun orientasinya ekspor juga, yakni untuk diekspor ke Jepang. Tapi tentu yang paling penting juga ada transfer teknologi nantinya," ujarnya.
Studi kelaikan atau feasibility study itu, kata Herman, diharapkan bisa dilakukan tahun 2025 ini. Di posisi Jabar sendiri membuka diri bahkan memberi jaminan jika serius dengan fasilitasi perizinan.
"Ya bahkan tempatnya pun nanti pak Sekda Kabupaten Bandung yang datang hari ini, bisa kerja sama memanfaatkan tanah Kabupaten Bandung. Sehingga ada nilai tambah juga nanti untuk Pemda. Yang jelas, hubungannya harus saling menguntungkan, tentu keuntungan lebihnya harus didapatkan juga oleh kita," ucapnya.
Namun demikian, Herman mengatakan pihaknya akan lapor juga ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait produk ini yang contohnya dibawa dari Jepang.
"Karena kan mereka akan melakukan aksi sosial untuk memberikan bantuan furikake untuk dikonsumsi anak-anak. Tapi sebelum ke sana kami akan cek dulu ke BPOM untuk dianalisis apakah layak atau tidak, kemudian kandungan nutrisinya seperti apa, baru kalau kata BPOM oke, nanti baru sosialisasi di Kabupaten Bandung," ucapnya.
Herman sendiri menyatakan ketertarikannya terhadap furikake ini sebagai alternatif asupan gizi untuk mencegah malnutrisi di Jawa Barat. Karena furikake yang pada dasarnya mengeringkan campuran bahan makanan seperti sayuran, rempah, ikan, daging, dengan teknologi khusus, disebut memiliki kandungan nutrisi yang tak berbeda jauh dengan bahan makanan segar.
Menurutnya, furikake ini dapat menjadi solusi praktis untuk menambah asupan gizi, terutama bagi anak-anak dan masyarakat umum di Jawa Barat yang masih menghadapi tantangan stunting.
"Saat ini prevalensi stunting di Jawa Barat masih berada di kisaran 16 persen. Target kami ke depan adalah menurunkannya hingga di bawah 5 persen. Salah satu kuncinya tentu dengan meningkatkan asupan nutrisi anak-anak," ucap Herman.
Sementara itu, Direktur International Furikake Association, Shintaro Matsue, menyambut baik peluang kerja sama ini. Ia menyatakan komitmennya untuk mendukung peningkatan gizi masyarakat Jawa Barat melalui produk furikake.
"Saya siap bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membantu meningkatkan gizi anak-anak hingga orang dewasa," ujar Matsue.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pabrik furikake Jepang jajaki investasi di Jabar