Bandung (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat memfokuskan pengetesan masif bagi pelaku perjalanan di pintu-pintu masuk Jabar sebagai upaya pencegahan kasus impor (imported case) penyebaran virus corona jenis baru itu di daerah setempat.
Koordinator Sub Divisi Pengawasan Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Dedi Taufik Kurrohman di Gedung Sate Bandung, Rabu (24/6), mengatakan operasi gabungan dan pengetesan masif akan dilaksanakan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede pada Jumat (26/6).
"Kami akan lacak di Stasiun Bogor dan Bojong Gede. Saat ini, kami terus melakukan persiapan operasi gabungan dan pengetesan masif," kata Dedi yang juga Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat itu.
Pengguna moda transportasi kereta api di dua stasiun tersebut mencapai 250.000 per hari sehingga pengawasan dan pengetesan dilakukan sebagai pendeteksian dini, mengingat Jabodetabek menjadi episentrum COVID-19.
Dedi menilai operasi gabungan dan pengetesan masif efektif mencegah perluasan sebaran COVID-19. Berbagai pihak pun terlibat dalam pengawasan itu, mulai gugus tugas provinsi, kabupaten/kota, TNI/POLRI, sampai operator KRL.
"Bagaimana kita mendeteksi awal agar nanti yang mau masuk Jabar betul-betul dalam kondisi sehat. Karena wilayah Jabar sudah dalam kondisi yang lebih baik," ucapnya.
Koordinator Sub Divisi Sterilisasi Fasilitas Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Hery Antasari mengatakan tes masif akan dilakukan secara acak. Gugus tugas provinsi menyediakan 1.000-1.200 sarana tes cepat dalam operasi gabungan tersebut.
"Tes dilakukan ketika (stasiun, red.) sedang padat-padatnya, agar semaksimal mungkin kami mendapatkan yang mewakili apa yang terjadi di lapangan," katanya.
Ia mengatakan operasi gabungan dan tes masif bertujuan mengedukasi masyarakat, khususnya pelaku perjalanan, untuk konsisten menerapkan protokol kesehatan.
"Ini hanya salah satu saja yang akan kami lakukan di beberapa pintu masuk moda angkutan. Selain kereta api, akan bergeser ke moda angkutan lain, misalnya masuk ke terminal dan bandara. Ini akan dilakukan terus," ujarnya.
Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat Siska Gerfianti mengatakan pelaku perjalanan yang reaktif tes cepat akan ditindaklanjuti dengan tes usap dengan metode PCR.
Ketersediaan alat tes cepat, tes usap, dan alat pelindung diri (APD), disebut dia sebagai aman.
Hingga Rabu (24/6), gugus tugas provinsi memiliki 29 ribu sarana tes cepat, 13 ribu tes usap, 60 ribu reagen PCR, 72 ribu reagen RNA, 76 ribu APD, dan sembilan ribu masker KN-95.
"Kami akan menyiapkan operasi di minggu ini sekitar 1.000-1.200 'rapid test' (tes cepat) dan juga 'swab test' (tes usap) untuk menindaklanjuti yang reaktif, sehingga kami bisa melihat 'mapping' (memetakan), deteksi dini, dan 'tracing' (melacak), untuk hasil random sampling (acak) para pelaku perjalanan dengan moda kereta api," kata dia.
Baca juga: Sebanyak 32 pelaku perjalanan di Kawasan Puncak Reaktif Covid-19
Baca juga: Gubernur Jawa Barat: Tes COVID-19 masif akan dilakukan di kawasan Puncak
Baca juga: Presiden perintahkan tatanan normal baru disosialisasikan secara masif
Gugus Tugas Jabar: Tes masif pelaku perjalanan cegah kasus impor
Kamis, 25 Juni 2020 5:41 WIB