Bandung (ANTARA) - Masjid Raya Bandung menggelar kembali Shalat Jumat setelah sejak beberapa waktu lalu masjid tersebut ditutup akibat pandemi COVID-19.
Ketua DKM Masjid Raya Bandung, Muchtar Gandaatmaja mengatakan ada sekitar 2.000 jemaah yang hadir dalam pelaksanaan shalat Jumat perdana tersebut. Jumlah tersebut merupakan hasil dari pembatasan kapasitas jemaah.
"Jemaah kalau saya melihat mungkin 2.000-an, nggak kurang. Kalau kapasitas normal bisa sampai 13.000 atau 15.000 jemaah," kata Muchtar di Masjid Raya Bandung, Jumat.
Dia memastikan, seluruh proses masuknya jemaah salat Jumat hingga bubarnya jemaah, pihaknya telah mengikuti protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Salah satunya dengan mengecek suhu tubuh, dan membatasi jarak salat antarjamaah.
Baca juga: Masjid Pusdai Bandung belum aktifkan kajian majelis taklim
Selain itu, dia mengatakan pihak DKM bekerja sama dengan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jawa Barat.
Para personel polisi dari Biddokkes bertugas dengan melakukan pengecekan suhu serta mengatur jemaah yang masuk ke kawasan masjid. Sedangkan petugas dari DKM bertugas mengatur penempatan salat para jemaah.
Selama dibukanya Masjid Raya Bandung saat pandemi, Muchtar mengatakan hanya dua pintu yang dibuka, yakni pintu utara dan pintu selatan. Kedua pintu tersebut langsung mengarahkan jemaah ke tempat wudhu, lalu menuju ke dalam bangunan masjid.
Kemudian, kata Muchtar, petugas membuka seluruh pintu masjid setelah selesai salat atau saat pembubaran jemaah. Biasanya saat hari-hari normal, menurutnya seluruh pintu dibuka untuk menerima jamaah.
Baca juga: DKM Pusdai Bandung batasi jamaah Shalat Jumat
Sejauh ini, dia memastikan pelaksanaan salat Jumat perdana itu tidak mengalami hambatan apapun. Hanya saja, jemaah yang tidak menggunakan masker menurutnya tidak dipersilakan masuk ke bangunan Masjid.
"Sampai kita sampai keadaan normal betul kita akan tetap malaksanakan protokol kesehatan," kata Muchtar.
Baca juga: Tidak gelar Shalat Jumat, ini alasan DKM Masjid Al Ukhuwwah Bandung