Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memuji program inovasi berupa penyediaan lumbung pangan COVID-19 di tiap desa se-Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, untuk mencukupi kebutuhan warga di masa pandemi.
"Ini terobosan yang sangat bagus mengingat masa pandemi ini sudah berdampak terhadap kehidupan ekonomi warga," kata Tito saat memberikan pengarahan Forkopimda Bekasi Raya dan Karawang di Gedung Swatantra Wibawa Mukti Kabupaten Bekasi, Selasa.
Baca juga: Mendagri tekankan pelanggar PSBB wajib diberi sanksi sosial
Tito menyebut bahan pokok cepat panen seperti padi, jagung, ubi-ubian, sayuran, dan buah-buahan yang disediakan di lumbung pangan Kabupaten Bekasi akan menguatkan kebutuhan daerah di masa pandemi sehingga mampu mencukupi kebutuhan warganya.
"Jadi di tengah kondisi apapun kita tetap kuat karena stok bahan pangan yang melimpah, beda dengan negara lain yang belum mampu melakukan ini," ucapnya.
Dia mencontohkan negara tetangga seperti Singapura yang tidak mampu memproduksi secara swadaya bahan pangan bagi warganya sehingga kewalahan menghadapi masa sulit ini.
Baca juga: Mendagri keluarkan instruksi penanganan COVID-19 di lingkungan pemda
"Coba dibandingkan dengan Singapura misalnya. Saya mengobrol dengan teman saya, pejabat di Singapura. Dia mengeluhkan karena di sana semua impor, semua dibeli. Di masa krisis pandemi COVID-19 ini, setiap negara fokusnya hanya mencukupi kebutuhan warganya masing-masing, bayangkan jika negara-negara pengekspor tidak lagi menyuplai kebutuhan pokok," katanya.
Menurut dia, kebijakan daerah bahkan diskresi sekalipun dibutuhkan untuk memastikan keberlangsungan hidup warganya terutama untuk mencukupi ketahanan pangan di suatu daerah.
Baca juga: Mendagri Tito tekankan kepala daerah disiplinkan warga selama PSBB
"Apalagi Kabupaten Bekasi dan Karawang ini dikenal sebagai lumbung pangan nasional pastinya mampu mencukupi kebutuhan pangan warga dengan stok pangan yang berlimpah," katanya.
Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan lumbung pangan di wilayahnya tersebar di seluruh desa dan kecamatan dengan titik pusat di tempat-tempat ibadah.
"Selain menyediakan bahan pokok, lumbung pangan ini juga menerima bantuan dari masyarakat. Artinya dari dan untuk masyarakat juga. Bahan pangan ini dialokasikan kepada masyarakat yang tidak mendapat bantuan pemerintah," kata dia.
Baca juga: Mendagri minta daerah responsif soal anggaran tangani COVID-19