Cianjur (ANTARA) - Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur, Jawa Barat, mencatat hingga saat ini belum ada perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan akibat dampak COVID-19 di wilayah tersebut.
"Kalaupun ada karyawan yang terdampak dari COVID-19, itupun hanya dirumahkan. Sejauh ini belum ada karyawan yang di PHK imbas pandemi Corona di Cianjur," kata Kepala Disnakertrans Cianjur, Heri Supardjo pada wartawan di Cianjur, Senin.
Ia menjelaskan, sebagian besar karyawan yang dirumahkan sementara itu, merupakan karyawan hotel yang jumlahnya mencapai 1.500 orang. Namun mereka tidak total berhenti selama dirumahkan karena ada yang menerapkan pertukaran jadwal per 15 hari sekali.
Sedangkan dari sektor industri belum ada yang melapporkan telah melakukan hal yang sama merumahkan karyawan atau melakukan PHK. Namun pihaknya baru mendapat laporan ratusan karyawan pabrik yang terancam diberhentikan karena habisnya kontrak.
Baca juga: Karyawan hotel dirumahkan jualan lumpia goreng online
"Kami baru mendapat laporan terkait tidak diperpanjangnya kontrak seratusan orang karyawan yang kontraknya habis bulan ini. Sedangan dari pabrik yang ada di Cianjur, hingga saat ini masih berjalan seperti biasa dan belum adan kabar akan dirumahkan atau PHK," katanya.
Semetara Ketua PHRI Cianjur, Nano Indrapraja, mengatakan sejak beberapa pekan terakhir, sebagian besar hotel berbagai kelas yang masuk dalam keanggotaan, terpaksa merumahkan karyawannya untuk menutupi biaya operasional tidak terus membengkak sementara tamu yang menginap terus menurun.
"Tercatat 1.500 karyawan hotel di Cianjur, sudah dirumahkan setengah dari jumlah keseluruhan yang mencapai 3.000 orang karyawan dirumahkan ada yang mendapat jaminan dan sebagian besar tidak mendapat jaminan," katanya.
Baca juga: Hotel di Garut berlakukan sistem kerja bergilir sejak darurat COVID-19
Pihak perusahaan yang tetap memberikan jaminan untuk karyawan merupakan hotel yang masih beroperasi namun melakukan pebagian jadwal bagi karyawan yang masuk bergantian per 15 hari."Saat ini tingkat hunian hanya tersisa paling tinggi 5 persen. Itupun tidak cukup untuk menutupi biaya operasional," katanya.
Pihaknya berharap pendemi Corona, segera berakhir dan tingkat kunjungan ke Cianjur kembali meningkat karena jika terus berlarut tidak tertutup kemungkinan hotel yang masih bertahan akan tutup dan 3.000 orang karyawan terancam tidak bekerja.
Baca juga: Ribuan pekerja industri kulit di Garut dirumahkan
Disnakertrans Cianjur sebut belum ada perusahaan yang melakukan PHK
Senin, 20 April 2020 18:57 WIB