Sukabumi, Jabar (ANTARA) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII menyosialisasikan keunggulan kepala sawit dalam meningkatkan perekonomian kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kebun milik BUMN tersebut di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Sosialisasi ini untuk menyanggah banyaknya kampanye hitam dan mitos negatif yang menyerang produk perkebunan unggulan Indonesia ini, sehingga masyarakat perlu tahu berbagai keuntungan menanam sawit khususnya dalam peningkatan perekonomian," kata Manajer Kebun Cibungur PTPN VIII Heru Timuryanto di Sukabumi, Kamis.
Menurutnya, serangan kampanye hitam tersebut tidak hanya menyerang PTPN saja, tetapi perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan sawit. Salah satu mitos yang menarik perhatian yakni maraknya tulisan berupa buku dan pandangan terhadap isu deforestasi (pembalakan hutan alam) yang timbul dari pengelolaan kelapa sawit.
Sosialisasi ini dirasa penting agar masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar perkebunan sawit seperti warga Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara tidak cepat percaya dengan berita yang beredar saat ini dan harus bisa membedakan mana yang mitos dan yang fakta.
Pemahaman yang salah itu dapat berakibat buruk pada perkembangan bisnis kelapa sawit. Sebenarnya biofuel dari kelapa sawit itu justru mencegah deforestasi, maka dari itu masyarakat harus mencari informasi tentang kelapa sawit dari sumber yang terpercaya dan tidak mudah terprovokasi.
"Banyak referensi buku yang bisa dibaca masyarakat atau artikel di internet perihal mitos dan fakta kelapa sawit, salah satunya buku yang diterbitkan oleh Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) yang menjawab keraguan masyarakat terhadap industri kelapa sawit sejauh ini," tambahnya.
Heru mengatakan mitos yang sudah melekat dan mendarah daging di masyarakat hingga saat ini menyebutkan perkebunan kelapa sawit boros menggunakan air di bandingkan tanaman lainnya. Faktanya dari berbagai penelitian menemukan hal menarik tentang tanaman ini yang ternyata paling hemat air dalam menghasilkan bioenergi.
Maka dari itu, industri sawit ini akan dijadikan sebagai pengganti karet yang merupakan salah satu pilihan terbaik bagi pemerintah dan masyarakat dalam upaya mendongkrak perekonomian warga dan pendapatan negara.
Dalam sosialisasi ini juga dihadiri Muspika Warungkiara seperti Kepala desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), tokoh masyarakat dan ulama.
Baca juga: PTPN VIII konversi lahan karet menjadi kebun sawit
Baca juga: Belanda dukung Indonesia produksi minyak sawit berkelanjutan