Cibinong, Bogor (ANTARA) - Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan keengganannya menutup objek wisata di kawasan Puncak Kabupaten Bogor Jawa Barat meskipun sudah ada kepala daerah lain yang menutup objek wisata di wilayahnya selama dua pekan guna mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.
"Masyarakat banyak yang bergerak di wisata, ada pedagang dan usaha. Mereka harus makan, jadi kalau (wisata Puncak) kita tutup secara keseluruhan akan mematikan usaha orang," ujarnya kepada ANTARA di Bogor, Selasa (17/3).
Menurutnya, perekonomian di wilayah selatan Kabupaten Bogor itu akan lumpuh jika pihaknya mengambil kebijakan untuk menutup beberapa objek wisata yang kerap dikunjungi turis asing maupun domestik.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengaku tetap berupaya mencegah penularan COVID-19 dengan cara membatasi kunjungan wisatawan asing.
"Makanya kami lakukan semi lock artinya wisata masih boleh kita persilakan untuk yang domestik. Tapi bagi wisatawan asing kita akan ada pengawasan khusus," kata Ade Yasin.
Baca juga: Bupati Purwakarta imbau tempat wisata ditutup sementara
Meski begitu, ia menegaskan bahwa belum ada kasus positif COVID-19 di Kabupaten Bogor. Adapun yang masih dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) tujuh orang, pasien dalam pengawasan (PDP) satu orang, dan belum ada satupun yang berstatus terduga atau suspect.
Penutupan objek wisata dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa kepala daerah lain.
Terbaru, Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menutup sementara seluruh objek wisata yang ada di wilayah setempat selama 14 hari ke depan, terhitung tanggal 16-29 Maret 2020 untuk mencegah penularan COVID-19.
"Tidak hanya sekolah yang belajar di rumah, namun semua lokasi wisata kita perintahkan lewat Dinas Pariwisata ditutup sementara," ujar Bupati Madiun Ahmad Dawami, Senin (16/3).
Baca juga: Ini yang diminta legislator terkait COVID-19
Alasan Bupati Bogor emoh menutup objek wisata Puncak
Selasa, 17 Maret 2020 8:44 WIB