Tasikmalaya (ANTARA) - Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota belum memastikan penyebab kematian seorang siswi SMP Negeri 6 Tasikmalaya di gorong-gorong depan sekolahnya di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (27/1) akibat kejahatan atau tidak, karena polisi masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan tim forensik di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya.
"Sementara kita belum bisa memastikan apakah itu korban kejahatan atau meninggal biasa," kata Kepala Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa.
Ia menuturkan, jajaran kepolisian sudah melakukan olah tempat kejadian perkara di Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, termasuk membawa korban ke rumah sakit untuk diautopsi.
Proses autopsi, kata dia, melibatkan dokter spesialis forensik dari Polda Jabar yang dilakukan di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, terkait hasilnya harus menunggu selama 14 sampai 20 hari.
"Kita tunggu hasilnya sekira 14 hingga 20 hari ke depan," katanya.
Ia menyampaikan, hasil autopsi itu membutuhkan proses analisa untuk mendapatkan keterangan akurat yang dapat dibuktikan secara ilmiah.
Sambil menunggu hasil autopsi, kata dia, jajarannya memeriksa sejumlah saksi dan olah tempat kejadian perkara untuk mendapatkan data penunjang dalam mengungkap kasus kematian siswi tersebut.
Selama ini, lanjut dia, baru memeriksa enam saksi, selanjutnya data di lapangan dan keterangan saksi akan disesuaikan dengan hasil autopsi.
"Nantinya akan sesuaikan dengan informasi lainnya, apakah ada tanda kekerasan atau tidak," kata Anom.
Sebelumnya, warga mencurigai bau amis di sekitar gorong-gorong depan sekolah hingga akhirnya mengetahui ada sesosok jasad yang berada dalam gorong-gorong itu.
Korban saat ditemukan masih memakai seragam pramuka dan membawa tas.
Siswi tersebut diketahui sebagai anak yang sempat dilaporkan hilang oleh orang tuanya ke polisi sejak Kamis (23/1).
Soal penyebab kematian siswi SMP di Tasikmalaya harus tunggu hasil autopsi
Selasa, 28 Januari 2020 21:37 WIB