Garut (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Jawa Barat, menilai, empat agrowisata yang berhasil dikembangkan masyarakat petani di Garut menjadi percontohan daerah lain di Indonesia yang ingin mengembangkan potensi wisata pertanian menjadi sumber keuntungan tambahan.
"Wisata pertanian di Garut ini menjadi contoh, dan kita terus mendorong potensi pertanian untuk bisa menjadi potensi agrowisata," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga usai pelatihan pertanian bagi kaum milenial di kawasan wisata petik jeruk Eptilu Agro Farm, Kecamatan Cikajang, Garut, Sabtu.
Ia menyebutkan, empat agrowisata yang telah berhasil dikembangkan oleh petani milenial asal Garut yakni Eptilu yang menyajikan wisata petik langsung jeruk di kebun yang berada di Kecamatan Cikajang, kemudian tanaman hias di Kecamatan Cigedug.
Selanjutnya agrowisata pembenihan kentang di Kecamatan Cisurupan, dan agrowisata buah naga di Kecamatan Bayongbong yang saat ini keberadaannya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan maupun tempat belajar bertani bagi kaum milenial.
"Tempat itu menjadi contoh, khususnya dunia pertanian yang saat ini masih menarik sebagai edukasi masyarakat yang berminat belajar pertanian," katanya.
Ia mengungkapkan, upaya mengembangkan agrowisata itu terlebih dahulu menjaga keunggulan jenis produknya seperti halnya jeruk garut, kentang, buah naga atau jenis lainnya agar bisa ditawarkan kepada wisatawan.
"Untuk menjadi wisata pertanian itu kembangkan dulu produknya apa, basis dijualnya apa, baru ke sektor wisata," katanya.
Ia menambahkan, saat ini Dinas Pertanian Garut sedang mengembangkan wisata taman stroberi di Kecamatan Malangbong bekerjasama dengan pengembangan benih dari Jepang.
"Kita juga sedang melakukan pengembangan stroberi di Malangbong," katanya.
Pemilik wisata petik jeruk Eptilu Cikajang, Rizal Fahreza menyatakan, Kabupaten Garut sudah seharusnya memiliki wisata baru yang memiliki daya tarik dan pengalaman baru bagi wisatawan luar kota.
Menurut dia, potensi agrowisata di Garut cukup bagus dan perlu dikembangkan dengan dukungan penuh dari pemerintah sehingga usaha pertanian semakin menarik dan menguntungkan petani.
"Selama ini wisatawan yang datang ke Garut itu berkunjung ke Cipanas dan laut, sekarang bisa wisata pertanian," katanya.
Menurut dia, kunjungan wisatawan ke agrowisata di Garut cukup tinggi seperti halnya Eptilu yang tercatat setiap bulannya rata-rata 800 orang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung dan kota besar lainnya.
Wisatawan yang berkunjung ke Eptilu, kata dia, cukup membayar Rp60 ribu per orang yang semuanya sudah termasuk tiket masuk, petik langsung jeruk di kebun, makan dengan menu beragam dan membawa pulang jeruk.
"Wisata edukasi pertanian minatnya cukup tinggi juga, tiket masuknya hanya Rp60 ribu sudah petik jeruk dan makan," katanya.
Baca juga: Kementan dorong kaum milenial untuk semangat bertani
Baca juga: Menkop dan UKM siap bantu petani Garut pemilik sertifikat tanah