Bandung (ANTARA) - Politisi Partai Golkar yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi tidak setuju dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang membuka keran ekspor benih atau baby lobster ke Vietnam karena ekspor yang sempat dilarang itu malah akan merugikan.
"Memang ekspor benih lobster ada keuntungan ekonomi yang didapat hanya saja sifatnya jangka pendek aebab setelah dibudidayakan oleh negara lain, lobster akan kembali diekspor ke Indonesia dengan nilai jual lebih tinggi," kata Dedi Mulyadi, Selasa.
Dia mengatakan benih yang dijual nantinya akan dihargai murah sementara setelah dibudidayakan dan dikembangkan lobster akan dijual ke Indonesia dengan sangat mahal dan hal itu akan sangat merugikan.
"Yang ada malah nantinya Indonesia jadi pengimpor lobster dari Vietnam. Sebab kemungkinan besar Vietnam melakukan rekayasa genetika agar menghasilkan lobster kualitas unggul," kata Dedi.
"Oleh karena itu, mari kita sayangi lobster ini seperti kita menyayangi anak sendiri. Apapun yang namanya eksploitasi anak adalah perbuatan buruk, termasuk lobster," katanya.
Terkait alasan KKP untuk menurunkan nilai jual ekspor ilegal, hal itu dirasa Dedi tak masuk akal malah para penyelunduk seharusnya diberi tindakan tegasdan ditangkap dengan melibatkan seluruh unsur kemaritiman mulai KKP, TNI AL, Polisi Air, Bea Cukai hingga masyarakat.
"Khususnya PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) berperan untuk melacak transaksi ilegal dari penjualan lobster ini. Itu kan pasti terdeteksi siapa pelaku penyelundupannya," kata dia.
Mantan Bupati Purwakarta ini juga mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama melindungi aset milik bangsa, termasuk yang ada di lautan.
Dedi berharap ke depan pemerintah memikirkan kebijakan untuk jangka panjang dan tidak sekadar keuntungan jangka pendek semata.
"Jadi jangan tergiur keuntungan sesaat," kata dia.