Cirebon (ANTARA) - Korban meninggal jembatan runtuh di Kota Nanfangao, Yilan, Taiwan, yang berasal dari Desa Pegagan Kidul, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Wartono (29), pada bulan November atau Desember berencana akan pulang dan membangun rumah milik orang tuanya yang sudah rusak.
"Sebelum meninggal tertimpa jembatan runtuh, Wartono sudah ada niat mau bangun rumah," kata kakak ketiga Wartono, Taman di Cirebon, Jumat.
Baca juga: Keluarga korban jembatan runtuh di Taiwan baru tahu dari kerabat
Menurutnya, niat Wartono untuk membangun rumah milik orang tuanya itu sudah lama dilontarkan, di mana sebelumnya juga menanyakan biaya pembuatan rumah.
Taman mengatakan, Wartono juga berencana akan pulang kampung pada bulan 11 atau 12 tahun ini, karena sejak dia berangkat ke Taiwan belum pernah pulang sama sekali.
"Bulan depan rencananya dia akan pulang, karena sudah sejak berangkat belum pernah pulang," ujarnya.
Dia menambahkan Wartono pergi merantau ke luar negeri sejak tahun 2013 lalu sebagai ABK kapal ikan, di mana awalnya dia pergi ke Taiwan, kemudian setelah itu ke Peru dan pada tahun 2016, dia berangkat lagi ke Taiwan.
Baca juga: Keluarga di Indramayu berharap jenazah korban jembatan runtuh Taiwan dipulangkan
Taman tidak menyangka sama sekali, bahwa adiknya Wartono menjadi korban runtuhnya jembatan di Taiwan, padahal sehari sebelumnya juga sempat berkomunikasi dengan pamannya.
"Kalau firasat sih ada saja, karena keluarga hampir semua merasakannya," tuturnya.
Keluarga, kata Taman, mengetahui Wartono meninggal dunia dari saudara yang berada di sana sebelum ada kabar resmi dari pemerintah.
"Kami tahu Wartono menjadi korban meninggal dari saudara yang berada di sana (Taiwan)," katanya.
Di sana lanjut Taman, Wartono mempunyai dua saudara yaitu kakak dan adik serta ada beberapa teman sedesa yang bekerja di sana.
Sehingga informasi meninggalnya Wartono kata Taman, langsung didapatkan keluarga yang bekerja di sana sebab sampai saat ini pun belum ada keterangan atau informasi resmi dari Pemerintah.