Cianjur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menargetkan selama tahun 2019 bisa menurunkan hingga 27 persen kasus stunting, masalah gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sehingga anak bertubuh kerdil.
"Target tahun selanjutnya, Cianjur dapat menekan stunting hingga batas toleransi WHO, sehingga Cianjur dapat bebas dari stunting," kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Cianjur Teni Hernawati di Cianjur Minggu.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, angka kasus kekerdilan pada anak di Cianjur mencapai 41,7 persen dari 210.750 anak balita di wilayah tersebut.
Dinas Kesehatan Cianjur dapat menekan angka kekerdilan pada anak menjadi 33,5 persen tahun 2018.
"Harapan kami tahun ini ada penurunan lagi, dengan target angka stunting turun hingga 27 persen atau satu persen lebih rendah dibandingkan target nasional," kata Teni.
Tahun 2020, ia melanjutkan, pemerintah berupaya menekan kasus kekerdilan pada anak sampai di bawah angka toleransi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebesar 20 persen di Cianjur.
"Kami optimis dapat mencapai target tersebut, bahkan di bawah angka toleransi WHO, dengan berbagai upaya yang dilakukan sejak tahun lalu," katanya.
Dalam upaya menekan angka kasus kekerdilan pada anak, Dinas Kesehatan Cianjur antara lain menjalankan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita.
Selain itu ada dinas menjalankan program pemeriksaan ibu hamil dan bayi, pemberian obat cacing, dan pemberian suplemen nutrisi kepada ibu hamil dan perempuan remaja.
Dinas Kesehatan juga melakukan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil serta melakukan koordinasi lintas sektor untuk menjalankan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan masalah gizi pada anak dan ibu hamil.
Program perbaikan sanitasi dan kesehatan lingkungan juga dijalankan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
"Kalau lingkungannya tidak sehat maka anak akan rentan penyakit hingga sulit mendapat asupan gizi. Keberadaan sanitasi yang baik sangat berpengaruh pada kesehatan," kata Teni.
Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Cianjur telah membangun sarana sanitasi sehat di 106 titik, lebih banyak ketimbang tahun lalu yang hanya dilakukan pada 27 titik. Program itu diharapkan dapat mengoptimalkan upaya pencegahan kasus kekerdilan pada anak.
Penanganan kasus kekerdilan anak tidak hanya mencakup upaya kesehatan, namun juga upaya pendidikan, sosial, dan peningkatan kesejahteraan. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Cianjur melakukan koordinasi lintas sektor dalam menangani masalah tersebut.
Baca juga: KPAID Tasikmalaya: Penanganan stunting harus melibatkan semua dinas
Baca juga: Indramayu fokus pendampingan ibu hamil untuk turunkan stunting
Cianjur target kasus kekerdilan pada anak turun hingga 27 persen
Minggu, 21 Juli 2019 16:59 WIB