Bandung (Antaranews Jabar) - Keberadaan cosplay hantu di Jalan Asia-Afrika Kota Bandung masih menjadi primadona bagi warga untuk berswafoto sembari merayakan malam pergantian tahun di pusat Kota Kembang tersebut.
Wartawan Antara di Bandung, Selasa, melaporkan warga yang ingin berfoto bahkan harus rela mengantre untuk mendapat giliran. Cosplay-Cosplay ini telah menjadi salah satu ikon yang ada di Jalan Asia Afrika Kota Bandung. Untuk bisa berfoto, warga hanya tinggal menyumbang seikhlasnya ke dalam kardus yang telah disediakan.
Dandanan yang seram tak menghalangi warga untuk mengabadikan dirinya berfoti bersama. Meski tak sedikit warga yang menjerit saat cosplay berekpresi secara mendadak.
"Kalau liat hantu aslinya mah gak mau, tapi kan ini bohongan jadi berani," ujar Silfia (20), warga asal Cicendo Bandung, Senin.
Bukan hanya Silfia, salah satu warga asal Jakarta, Alfaritsi (30), harus rela mengantre bersama warga lain agar anaknya mendapat giliran bisa berfoto dengan cosplay superhero Ironman.
Menurut dia, anaknya memaksa ingin berfoto dengan superhero idolanya saat berkunjung ke Bandung. Berhubung masih dalam suasana liburan sekolah, ia mengajak keluarganya untuk singgah ke Kota Kembang tersebut.
"Tadinya mau ke pantai, tapi karena kemaren kata BMKG gelombang tinggi jadi ya sudahlah ke Bandung aja yang deket dari Jakarta," kata dia.
Kota Bandung masih menjadi tujuan wisata masyarakat. Terdapat beberapa titik yang menjadi pusat berkumpulnya massa saat pergantian tahun yakni di Jalan Asia-Afrika, Dago, Gasibu, Alun-alun Kota Bandung, dan Alun-alun Ujungberung.
Untuk di Jalan Asia-Afrika, warga menyemut dari Jalan Tamblong tepatnya di Hotel Grand Preanger hingga Alun-alun Kota Bandung. Banyaknya warga yang ingin menantikan malam pergantian tahun membuat jajaran kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas.
Berdasarkan pantauan, sistem pengalihan arus mulai dilakukan di perempatan Lembong-Tamblong tepatnya di patung sepak bola menuju ke arah Jalan Asia Afrika.
Kemudian di Jalan Asia Afrika hingga perempatan Braga pendek dilakukan penutupan jalur sehingga hanya berlaku bagi pejalan kaki saja.
Hingga memasuki pukul 00.00 WIB warga masih terus berdatangan ke Jalan Asia Afrika ini, meski dari Pemerintah Daerah tidak menyelenggarakan pesta kembang api.