Jakarta (ANTARA) - Alexander Isak secara terbuka mengakui belum memahami penyebab performanya yang masih merosot bersama Liverpool musim ini.
Meski demikian, penyerang asal Swedia itu tetap optimistis bahwa situasi tersebut hanya sementara dan merupakan bagian dari dinamika dunia sepak bola.
"Saya sebenarnya tidak punya jawaban pasti untuk itu. Soal tim, jelas semuanya berjalan lambat, tetapi begitulah sepak bola," ujar Isak kepada media Swedia, Sportbladet yang dikutip dari Sport Illustrated pada Sabtu.
Meski begitu, Isak menekan bahwa yang terpenting saat ini adalah bangkit dan bisa membalikkan keadaan.
"Yang terpenting adalah bagaimana membalikkan keadaan. Untuk saya pribadi, ini bukan pertama kalinya mengalami periode sulit. Begitulah karier sepak bola, sesuatu yang harus diperjuangkan untuk dilewati.”
Isak datang ke Liverpool dengan reputasi mentereng setelah menutup musim 2024/25 bersama Newcastle United dengan torehan 44 gol di Liga Inggris dalam dua musim sejak 2023.
Catatan tersebut membuat The Reds bergerak cepat untuk merekrutnya sebagai bagian dari peremajaan skuad usai meraih gelar juara Liga Inggris.
Liverpool akhirnya menuntaskan transfer Isak dengan nilai fantastis 125 juta pound sterling, rekor termahal dalam sejarah sepak bola Inggris.
Namun, kepindahan itu sejauh ini belum berjalan mulus. Isak memulai musim dalam kondisi kebugaran yang kurang ideal setelah hubungannya dengan Newcastle memanas, termasuk menolak berlatih bersama tim pada periode pramusim.
Hingga kini, Isak baru mencetak satu gol dari 14 penampilan bersama Liverpool. Penyerang berusia 26 tahun itu bahkan tersisih dari starting XI dalam dua laga terakhir, kalah bersaing dengan Hugo Ekitike.
Secara kolektif, performa Liverpool juga belum stabil dengan menempati peringkat tujuh dalam klasemen sementara setelah 16 pertandingan.
Meski demikian, Isak menilai situasi ini bukan hal baru dalam kariernya. Dia menyinggung pengalaman pahit saat menjalani kepindahan besar pertamanya ke Borussia Dortmund pada 2017.
Meski berstatus pemain termahal Allsvenskan saat itu dan sempat dibandingkan dengan Zlatan Ibrahimovic, Isak gagal menembus tim utama Dortmund.
