Majalengka (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat menegaskan pendidikan kesetaraan sebagai program prioritas daerah melalui penguatan peran pemerintah desa dalam penganggaran, pendampingan, dan fasilitasi program.
Bupati Majalengka Eman Suherman dalam keterangannya di Majalengka, Rabu, mengatakan langkah tersebut menjadi bagian penting untuk mempercepat penanganan anak tidak sekolah (ATS) serta meningkatkan rata-rata lama sekolah (RLS).
Untuk merealisasikan hal tersebut, pihaknya menginstruksikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) guna memastikan seluruh desa mampu mengalokasikan Dana Desa bagi penyelenggaraan Paket B dan Paket C.
“Kami meminta desa memiliki data ATS secara akurat, terutama warga usia hingga 24 tahun, agar intervensi pendidikan dapat dilakukan lebih tepat sasaran,” katanya.
Ia menegaskan pendidikan adalah tanggung jawab bersama dan tidak hanya menjadi urusan sekolah atau Dinas Pendidikan (Disdik) namun pemerintah desa, dinas terkait, hingga masyarakat harus terlibat.
“Melalui kolaborasi lintas sektor, kami berharap percepatan penanganan ATS dan peningkatan RLS di Majalengka dapat tercapai lebih efektif,” katanya.
Sementara Kepala Disdik Majalengka Muhamad Umar Ma’ruf menyebutkan pendidikan kesetaraan menjadi elemen penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan daya saing daerah.
Ia menjelaskan RLS Majalengka pada 2025 baru mencapai 7,81 tahun, tertinggal dari angka nasional 9,07 tahun maupun Jawa Barat 9,14 tahun.
Umar mengatakan peningkatan RLS dapat dicapai melalui kolaborasi berkelanjutan yang melibatkan seluruh desa.
“Kami sudah melakukan penandatanganan MoU antara Pemkab Majalengka dan desa, terkait implementasi program kesetaraan,” katanya.
Terkait pendidikan, ia menekankan pula pentingnya kebijakan yang berpihak kepada guru mengingat tantangan profesi semakin kompleks di era digital.
Pemkab Majalengka, lanjut dia, terus memperkuat program pendidikan melalui peningkatan kompetensi guru, penguatan literasi, serta penyediaan sarana prasarana yang lebih baik.
“Saat ini ada sekitar 13 ribu guru di Majalengka yang bertugas di 343 desa dan kelurahan pada 26 kecamatan,” ucap dia.
