Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota Bandung bersama Densus 88 Antiteror Polri berkolaborasi dalam sosialisasi pencegahan dan penanggulangan penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di satuan pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Asep Saeful Gufron mengatakan perkembangan teknologi digital dan media sosial membawa tantangan baru bagi dunia pendidikan, khususnya terkait penyebaran paham radikal.
“Penyebaran paham intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme kini semakin halus, masif, dan menyasar kelompok anak dan remaja. Melalui kegiatan ini, kami berharap kepala sekolah memiliki pemahaman komprehensif mengenai pola penyebarannya,” kata Asep di Bandung, Jumat.
Asep mengungkapkan kepala sekolah memiliki peran penting dalam meneruskan pemahaman ini kepada guru dan peserta didik.
“Kami berharap seluruh kepala sekolah lebih siap, lebih waspada, dan mampu memperkuat peran sekolah sebagai benteng persatuan, toleransi, dan keberagaman,” ujarnya.
Menurut dia, materi sosialisasi difokuskan pada deteksi dini, penguatan nilai kebangsaan, literasi digital, serta penguatan budaya sekolah yang toleran, aman, dan inklusif.
Menurutnya, satuan pendidikan memegang peran penting dalam menjaga generasi muda dari ancaman ideologi yang merusak serta membangun lingkungan belajar yang aman, toleran, dan inklusif.
