Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar rupiah berpotensi menguat seiring perkiraan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) yang telah mencapai 81 persen.
“Pemangkasan belum 100 persen, tapi hari ini sudah naik mencapai 81 persen dibandingkan Senin (23/11) di 60 persen-an,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Prediksi rupiah yang akan menguat terhadap dolar AS di tengah sentimen risk-on peningkatan prospek pemangkasan suku bunga The Fed, menurut dia, dipicu komentar Gubernur The Fed Christopher Waller.
Pejabat Federal Reserve tersebut mengatakan bahwa pemangkasan suku bunga pada bulan Desember sesuai dengan keadaan perekonomian AS, dan diperlukan.
Di sisi lain, mengutip Anadolu, perselisihan antara para pejabat The Fed terkait apakah harus memangkas suku bunga masih berlanjut. Sebagian pejabat masih ada yang menyuarakan keraguan tentang urgensi pemotongan lebih lanjut.
Sebelumnya, Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,75-4 persen dalam rapat di bulan Oktober. Namun, hasil pemungutan suara 10-2 tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat perpecahan di antara para pejabat.
