Bandung (ANTARA) - Kalau kamu pikir drama rumah tangga di zaman sekarang udah paling heboh-yang suka curhat di TikTok, bikin podcast sambil nangis, atau bikin thread panjang di X-ternyata Bandung Baheula jauh lebih plot-twist.
Bayangin, di tahun 1961 belum ada WA, belum ada “typing…” tanda lagi bales, dan belum ada klarifikasi di YouTube. Jadi kalau salah paham? Ya sudah. Auto chaos.
Begitu juga drama di Cimahi ini. Salah satu pasangan suami-istri hidup dalam tekanan ekonomi + poligami + komunikasi yang error.
Lengkap sudah. Skenario hidupnya udah kayak sinetron jam 5 sore: sedih, tegang, tapi kalau dibaca sekarang… ya ampun, kok gini amat ya hidup zaman dulu?
1 Desember 1961 (Antara) - Nji Darwi (35 th) kemarin mentjemplungkan diri ke sumur jang dalamnja 8 meter dan berisi air setinggi dua meter sehingga meninggal karena mengira akan ditjeraikan oleh suaminja.
Nji Darwi itu penduduk Tjimahi (kabupaten Bandung) dan sering mengeluh karena merasa makin beratnja penghidupan sehari-hari.
Suaminja jang mempunjai istri kedua, mendjawab bahwa kalau tidak sabar akan ditjeraikannja.
Nji Darwi mengira bahwa dialah jang akan ditjeraikan oleh suaminja itu dan terus pergi ke rumah anaknja di kampung Podjok (Tjimahi). Ke dalam sumur di situlah ia mentjemplungkan diri.
Suaminja djuga datang menjusul dan menurut keterangannja jang akan ditjeraikannja ialah istrinja jang kedua. Tapi pada saat itu drama tersebut telah terdjadi.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Penutup Gen Z-Receh tapi Tetap Empatik
Jadi begitulah, guys. Drama salah paham rumah tangga di tahun 1961 ternyata udah kayak original content sebelum drakor dan FTV lahir.
Bedanya, kalau zaman sekarang kita bisa klarifikasi lewat chat: “Yang kamu maksud cerai itu… aku atau dia?”-dulu mah nggak ada begitu.
Pelajaran penting dari Bandung Baheula kali ini:
Komunikasi tuh penting.
Kalau ada masalah, tanya dulu. Jangan keburu main asumsi.
Karena dari dulu sampai sekarang, asumsi tuh hobinya bikin hidup makin ribet.
Semoga kisah jadul ini bikin kita makin sadar bahwa drama rumah tangga itu timeless. Tapi cara kita ngadepinnya bisa banget berubah… asal nggak pakai silent treatment mode hard kayak zaman dulu.
