Antarajabar.com - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membangun delapan unit hunian tetap untuk warga korban pergerakan tanah di Desa Waringinsari, Takokak.
Tiga hunian tetap tersebut merupakan sumbangan Bupati Cianjur dan lima unit lainnya sumbangan Dinas Pendidikan Cianjur, kata Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Asep Suparman, di Cianjur, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan tempat itu merupakan hunian perdana dari 73 hunian yang terkena dampak pergerakan tanah dengan kategori rusak berat.
Pembangunan hunian tersebut dimulai pada hari Rabu (25/10). Adapun pelaksanaannya secara bertahap sesuai dengan instruksi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Pengerjaan bertahap karena warga maupun petugas harus mencari lahan sendiri," ujaranya.
Pihak desa tidak dapat menyediakan lahan untuk lokasi perkampungan baru di satu titik karena sebagian besar warga menolak karena lokasinya jauh.
Akibatnya, relokasi tidak dilakukan di satu lokasi. Namun, tersebar di beberapa lokasi. Lokasi yang dipilih jauh lebih aman dan tidak berpotensi menimbulkan pergerakan tanah.
"Awalnya kami fokuskan di satu lokasi karena lahan yang aman terpisah-pisah akhirnya disebar, termasuk keinginan warga tidak jauh dari perkampuangan yang lama dan dekat dari ladang mereka sehari-hari," katanya.
Saat ini warga konsentrasi untuk transisi ke masa pemulihan dan relokasi setelah berakhirnya masa tanggap darurat, sedangkan petugas dan warga melakukan normalisasi sarana dan prasarana yang rusak berat.
Meskipun mengalami kerusakan, material bangunan lama masih dapat dimanfaatkan untuk dibangun kembali di lokasi baru.
Untuk mengefektifkan pengerjaan sekaligus meminimalkan material bangunan yang saat ini menjadi kebutuhan utama pembangunan butuh dana Rp15 juta dan Rp17 juta per unit.
"Bupati sudah memberikan imbauan agar pejabat di lingkungan pemkab dan donatur memberikan bantuan berupa material untuk pembangunan rumah dengan harapan bantuan dari berbagai pihak dapat mempercepat pembangunan rumah relokasi," katanya.
Kepala Desa Waringinsari Cecep Supriadi berharap mendapat bantuan dari dinas terkait, seperti Dinas Pertanian dan Bina Marga terkait dengan penanganan saluran irigasi dan akses jalan yang hingga saat ini masih terputus.
"Harapan kami Dinas Pertanian dan Hortikultura memberikan bantuan untuk penanganan tiga saluran irigasi yang rusak. Untuk perbaikan, sangat dibutuhkan secepatnya karena saluran irigasi itu untuk mengaliri seluas 113 hektare sawah warga," katanya.
Bina Marga untuk melakukan perbaikan terhadap seluruh akses jalan yang rusak karena terdapat lima titik akses jalan yang rusak dan tidak dapat dilalui terkena dampak pergerakan tanah.