Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat sedang melakukan analisis untuk mencari tahu penyebab bencana banjir bandang yang melanda pemukiman warga di Kecamatan Banyuresmi.
Langkah ini penting untuk mengetahui apakah banjir tersebut karena adanya penyumbatan saluran air atau dampak lain seperti kegiatan penambangan pasir, kata Sekretaris Daerah juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Nurdin Yana di Garut, Senin.
"Ya, nanti kita lihat teman-teman dari BPBD analisis akar permasalahan dari mana, akan bisa dilihat nanti," katanya.
Ia menuturkan Pemkab Garut sudah melakukan penanganan daerah yang terdampak bencana alam banjir di sejumlah kampung, Desa Sukalaksana, dan Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi pada Kamis (30/10).
Bencana banjir bandang di Banyuresmi itu, kata dia, menjadi perhatian pemerintah daerah apalagi selama ini daerah tersebut bukan kawasan rawan dilanda banjir.
Namun untuk lebih jelas lagi penyebabnya, kata dia, tentu harus dicek lebih dalam untuk menjadi perhatian agar tidak terjadi lagi bencana banjir di masa yang akan datang.
"Coba kita cek dulu, cek seperti apa nanti," katanya.
Sebelumnya BPBD Garut melakukan asesmen daerah yang terdampak bencana banjir bandang di Kecamatan Banyuresmi, hasilnya terdampak 60 rumah dan satu musala di Kampung Babakan Wetan, kemudian 24 rumah dan masjid di Kampung Sarianteun, 13 rumah, satu masjid, dan fasilitas pendidikan SMPN 3 Banyuresmi di Kampung Lio, dan 24 rumah terendam di Kampung Cibuyutan.
