Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengerahkan tim untuk melakukan asesmen tujuh kecamatan yang dilanda bencana alam akibat cuaca ekstrem, untuk selanjutnya melakukan tindakan penanganan yang dibutuhkan masyarakat.
"Hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan beberapa kejadian di berbagai wilayah. Berdasarkan hasil pemantauan hingga saat ini terdapat tujuh kecamatan terdampak," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh di Garut, Jumat.
Ia menuturkan hujan deras yang berlangsung lama mengguyur wilayah Garut pada Kamis (23/10) telah menyebabkan kejadian bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.
Tujuh kecamatan yang dilanda bencana alam, kata dia, yakni Kecamatan Banyuresmi, Tarogong Kidul, Pasirwangi, Karangpawitan, Malangbong, Garut Kota, dan Kecamatan Sukawening.
"Hingga saat ini tidak terdapat laporan korban jiwa, namun BPBD Kabupaten Garut terus melakukan pemantauan terhadap potensi kejadian susulan mengingat intensitas hujan di beberapa wilayah masih cukup tinggi," katanya.
Ia menyebutkan cuaca ekstrem telah menyebabkan kerusakan empat rumah, masing-masing terjadi di Desa Binakarya, Kecamatan Banyuresmi, kemudian Desa Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, lalu Desa/Kecamatan Pasirwangi, dan Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan.
Bencana tanah longsor, kata dia, terjadi di beberapa titik seperti di Desa Barudua, Kecamatan Malangbong, lalu Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, dan Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Garut Kota, yang menyebabkan jembatan terdampak dan menutup akses jalan.
"Namun untuk longsor sudah dilakukan pembersihan menggunakan alat berat dan jalan sudah kembali dapat dilalui," katanya.
Selanjutnya bencana banjir, kata Aah, terjadi akibat luapan sungai di Kampung Cipeucang, Desa/Kecamatan Sukawening, yang menggenangi area sekitar bantaran sungai.
