Kuningan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat memperkuat strategi percepatan penurunan stunting melalui pelibatan lintas sektor serta penguatan program berbasis keluarga agar intervensi gizi berjalan lebih efektif.
Wakil Bupati Kuningan Tuti Andriani di Kuningan, Selasa, mengatakan penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilakukan secara berkelanjutan dengan komitmen dan dukungan dari seluruh unsur pemerintahan.
“Keterbatasan anggaran jangan dijadikan hambatan, justru menjadi motivasi untuk berinovasi dalam menangani kasus stunting,” katanya.
Seluruh perangkat daerah, kata dia, harus fokus pada lokasi dan sasaran prioritas, serta memberikan apresiasi bagi desa yang berhasil mencapai target penurunan stunting.
Ia menyebutkan meskipun angka prevalensi stunting di Kabupaten Kuningan sempat meningkat pada periode 2021-2023, di tahun 2024 berhasil turun sebesar 0,7 persen.
Menurut dia, target prevalensi stunting Kabupaten Kuningan pada 2025 ditetapkan sebesar 20,7 persen yang dapat tercapai melalui kerja nyata, kolaborasi serta inovasi program di lapangan.
“Wilayah dengan angka stunting tertinggi tercatat di Kecamatan Cigandamekar, Garawangi dan Cigugur. Ini harus menjadi fokus bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah menyampaikan pentingnya langkah konkret, yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat dalam mempercepat penurunan stunting.
