Bandung (ANTARA) - Jalan menuju Universitas Padjadjaran (Unpad) kadang tak semulus jalan tol karena ada yang harus rela berhenti sejenak.
Memutar jalan, bahkan banting setir agar dapat menapakkan kaki di universitas yang sudah lama menghuni mimpi.
Mba Jurnal adalah salah satu orang yang mesti menapaki jalan berliku itu, menyebutkan tahun pertamanya mendaftar tes masuk perguruan tinggi, menjatuhkan pilihan ke jurusan Akuntansi Unpad dengan niat melanjutkan mimpinya sebagai lulusan jurusan akuntansi di SMK.
"Sayang impian itu kandas. Di layar pengumuman hanya terpampang tulisan 'Tidak Lulus' dan ucapan 'Jangan Putus Asa dan Tetap Semangat'. Selesai," katanya saat dihubungi, Rabu.
Baca juga: Kuliah Cuma Pelarian? Eh, Bisa Jadi Kariermu Justru Dari Sini!
Baca juga: S.PP: Gelar Rahasia Mahasiswa Unpad dari Bus TMP, Bukan dari Kampus!
Baca juga: Sastranekochan: Kucing Kampus Tidak Pernah Bertanya "Kapan Lulus?"
Bukannya menyerah, impian Mba Jurnal untuk jadi mahasiswa Unpad tetap tidak padam. Ia memilih mengambil jalan yang lebih panjang dengan "gap year". Selama setahun penuh, hidupnya bergantung pada secuil kalimat yang ia temukan di beranda X.
“Terkadang mengulang untuk mencapai impian kita lebih baik ketimbang menjalani hidup yang tak dikehendaki," katanya.
Kalimat penenang itulah yang ia jadikan pegangan erat untuk menguatkan dirinya bahwa mengambil jalan panjang ini bukan hal yang sia-sia.
Tapi siapa sangka, di tengah rehat sejenak itu, Mba Jurnal harus menghadapi belokan tajam yang membuatnya rela banting setir. Dari yang awalnya menatap penuh harap masuk jurusan Akuntansi malah mendarat di jurusan Sastra Indonesia.
Bayangkan dari jurnal keuangan tiba-tiba pindah ke jurnal sastra. Dari neraca laba rugi, berganti ke analisis puisi.
Keputusan itu tidak lahir dengan mudah. Ada diskusi panjang dengan orangtua, ada air mata, ada juga tumpukan soal yang mengisi hari-harinya. Di tahun kedua, jelas taruhannya lebih berat karena gagal bukan pilihan.
Tepat pukul 15.00 WIB, laman resmi seleksi perguruan tinggi menampilkan hasil yang ditunggu-tunggu. Dengan jantung berdebar, Mba Jurnal membuka pengumuman. Berbeda dari tahun pertamanya. "Kali ini nama sya tercantum sebagai peserta yang lolos di jurusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran," katanya.
Awal masuk perkuliahan, Mba Jurnal seperti berganti alam semesta. Dari yang semasa SMK sudah akrab dengan jurnal umum dan neraca keuangan, harus berkenalan dengan mata kuliah pengantar linguistik dan sastra. Dunianya yang penuh angka berganti menjadi dunia yang penuh kata.
