Bandung (ANTARA) - Warga Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik, memilih menghadapi ancaman banjir dengan kebersamaan lewat program Siskamling Siaga Bencana yang diluncurkan Wali Kota Bandung.
“Kalau hujan deras, air bisa cepat sekali naik. Jadi warga harus segera bergerak. Dengan adanya Siskamling Siaga Bencana, koordinasi jauh lebih terarah,” ucap Itang Mubarak selaku Lurah Cisaranten Endah, dalam siaran persnya, Rabu.
Hidup di antara tiga sungai membuat warga RW 04 dan RW 11 terbiasa menghadapi genangan setiap musim hujan. Alih-alih menyerah, masyarakat setempat menata strategi bersama dengan dukungan pemerintah dan relawan.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menegaskan pembangunan di bantaran sungai menjadi faktor yang memperparah kondisi. Ia meminta agar tidak ada lagi bangunan baru di area tersebut.
Selain banjir, kawasan Arcamanik juga menghadapi risiko lain seperti pohon tumbang, kebakaran, hingga potensi longsor.
Maka dari itu, warga sendiri membentuk berbagai tim siaga, mulai dari Taruna Siaga Bencana, Arcamanik Response Team, PMI, hingga relawan pemadam kebakaran. Bantuan logistik pun datang dari CSR dan BNPB berupa ambulans, tenda darurat, gergaji mesin, dan APAR di titik rawan.
Mekanisme tanggap darurat disusun berjenjang, dari RT, RW, lurah, hingga camat, dengan relawan yang langsung bergerak bersama OPD teknis.
Meski banjir menjadi ancaman tahunan, warga melihat musibah ini sebagai ujian kebersamaan. Anak-anak muda membantu evakuasi, ibu-ibu menyiapkan makanan darurat, sementara bapak-bapak menjaga keamanan lingkungan.
“Bagi kami, ini bukan sekadar musibah. Ini ujian kebersamaan. Kalau kami kuat, kami bisa melewatinya,” ujar Iwan, salah seorang warga di Kelurahan Cisaranten Endah.
Dengan kesiapsiagaan itu, Cisaranten Endah tak hanya dikenal sebagai kawasan rawan banjir, tetapi juga contoh bagaimana solidaritas warga mampu melawan bencana.
