Antarajabar.com - Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Haris Yuliana mengatakan kematian korban pengeroyokan oknum bobotoh, Ricko Andrean Maulana, yang meninggal dunia, pada Kamis pagi, harus menjadi pembelajaran bagi suporter atau pendukung tim/klub sepak bola.
"Pertama-tama atas nama pribadi dan lembaga saya turut berduka cita. Kejadian ini harus jadi pembelajaran berharga khususnya untuk suporter bola di tanah air," kata Haris Yuliana, di Bandung, Kamis.
Ia berharap dengan adanya kejadian tersebut seluruh suporter dan penikmat olahraga sepak bola di Indonesia bisa semakin dewasa ketika menyaksikan tim kesayangannya berlaga di lapangan.
"Nikmati permainan tim kesayangan dengan dewasa dan bijak karena suporter yang menikmati pertandingan dengan dewasa akan membantu kualitas permainan tim kesayangannya. Kalau suporternya panas saat menyaksikan laga maka timnya juga bisa panas," kata dia.
Menurut dia, pendekataan keamanan dari aparat kepolisian saat laga pertandingan klub yang memiliki basis massa pendukung besar bukan hal utama untuk mencegah bentrok antar pendukung.
"Pengamanan dari aparat itu langkah preventif semata yang utama adalah koordinator suporter harus bisa memberikan pemahaman kepada anggotanya agar bisa menjadi penonton yang bijak, dewasa dan sportif," kata dia.
Sebelumnya, korban pengeroyokan oknum bobotoh saat laga Persib vs Persija, Sabtu (22/7), yakni Ricko Andrean Maulana, akhirnya meninggal dunia, Kamis pagi, setelah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Santo Yusuf Kota Bandung.
Kabar meninggalnya Ricko dikonfirmasi oleh pihak keluarga yang mendapat kabar dari rumah sakit.
Salah satu anggota keluarga, Ratna Djuwita (40) mengatakan, dirinya mendapatkan kabar bahwa Ricko dinyatakan meninggal dunia pada Kamis sekitar pukul 10.30 WIB.
"Pukul 05.00 WIB subuh pihak rumah sakit mengatakan kondisi Ricko kritis. Kami semua ke sana, dan pada pukul 10.30 Ricko meninggal dunia," ujar Ratna saat ditemui rumah duka Jalan Tamim Abdul Syukur, Cicadas, Kota Bandung, Kamis.