Bandung (ANTARA) - Wakil Wali Kota Bandung Erwin menyebutkan pentingnya penguatan spiritualitas sebagai landasan integritas penyelenggaraan pemilu
“Dalam penyelenggaraan pemilu, integritas merupakan tiang utama. Sistem yang baik akan kehilangan makna jika tidak didasari oleh kejujuran, ketulusan, dan tanggung jawab dari orang-orang yang menjalankannya,” katanya saat menjadi narasumber dalam In House Training di KPU Kota Bandung, Selasa.
Dalam siaran persnya, Erwin menyatakan bahwa spiritualitas tidak hanya bernilai agama, tetapi juga bernilai kemanusiaan, kesederhanaan, serta komitmen untuk berbuat baik.
Ia mengaitkan hal tersebut dengan empat pilar penopang suatu wilayah, yaitu ilmu ulama, kepemimpinan umara, peran
orang kaya yang peduli, serta keberpihakan pada kaum fakir.
“Jika keempatnya bersatu, saya yakin Bandung bisa menjadi kota yang lebih baik,” kata Erwin.
Ia juga menyebutkan pentingnya penyelenggaraan pemilu berpegang pada prinsip maqashid syariah, yakni menjaga akal, jiwa, dan harta. Hal ini bertujuan untuk mencegah hoaks, kekerasan, dan penyalahgunaan fasilitas negara.
“Kita wajib menjaga akal agar tidak termakan hoaks, menjaga jiwa agar terhindar dari kekerasan, dan menjaga harta termasuk fasilitas umum agar tidak rusak,” kata Erwin.
Erwin mengingatkan bahwa integritas penyelenggaraan pemilu sangat menentukan arah kepemimpinan bangsa. Menurutnya, pemilu bukan sekadar proses lima tahunan, melainkan proses kebangsaan yang menjamin suara rakyat didengar.
“Pemilu bukan sekadar lima tahunan, tapi proses kebangsaan yang menjamin suara rakyat didengar. Semua yang bertugas di sini menjalankan amanah besar dari Allah,” kata Erwin.
