Mengenai DPL, jumlah proyek riset yang didanai (termasuk kolaborasi Kemdiktisaintek, Kemenag, dan Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN) dan telah selesai sebanyak 1.199 proyek, on-going 2.261 proyek. Perihal DAPT, telah dihasilkan 7.935 publikasi, 1.849 visiting professor, 576 postdoc fellowship, serta 6.800 pertukaran pelajar dari 21 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Terakhir, penerima manfaat DAKb sebanyak 928 orang yang berbentuk perorangan, komunitas, lembaga, dengan keterlibatan 27.650 pelaku budaya.
Terkait dampak beasiswa LPDP, Andin menyampaikan bahwa setiap investasi menghasilkan dampak sosial, ekonomi, dan perubahan pola pikir sebesar 5,39 kali lipat dari nilai awal program tersebut berdasarkan benchmark Return On Scholarship Investment (ROSI).
“Kalau kita bandingkan dengan scholarship dari Chevening maupun dari Bank Dunia, mungkin jauh lebih tinggi hasilnya beasiswa LPDP,” kata Andin menjelaskan.
Untuk 2026, LPDP memiliki pagu indikatif tahun anggaran 2026 sebesar Rp3,93 triliun dengan rincian belanja beasiswa Rp2,92 triliun, operasional manajemen Rp349,13 miliar, DAP Rp111 miliar, DAKb Rp200 miliar, serta DAPT Rp350 miliar.
Target layanan yang didanai LPDP pada tahun 2026 adalah beasiswa sebanyak 14.160 orang, riset 42 proyek, DAPT 23 PTNBH, serta DAKB sebanyak empat program utama yang mencakup fasilitasi bidang kebudayaan bagi komunitas dan pelaku budaya, produksi kegiatan kebudayaan, produksi media, dan program layanan lainnya sesuai arahan Dewan Penyantun.
