Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mengungkapkan Sunda Karsa Fest: Karya Kreatif Jawa Barat 2025 yang berkolaborasi dengan Bank Indonesia Jawa Barat, adalah untuk mendongkrak kinerja ekspor Jabar, mengantisipasi pemberlakuan tarif impor Amerika Serikat/AS (Tarif Trump) pada Agustus mendatang.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Mochamad Lukmanul Hakim, di Gedung Sate Bandung, Senin, menuturkan selama ini Jabar menjadi provinsi dengan share ekspor terbesar secara nasional yakni 13,76 persen, namun saat ini tengah menurun seiring waktu.
Belum lagi, kata dia, ada rencana pengenaan tarif 32 persen oleh AS bagi barang dari Indonesia, padahal negara tersebut adalah tujuan ekspor utama barang dari Jabar.
"Sunda Karsa Fest 2025 adalah kolaborasi BI Jabar dan Pemprov Jabar yang kami proyeksikan sebagai satu kegiatan yang mendukung luar biasa terhadap ekspor, yang harapannya nanti lambat laun akan menjadi satu daya tarik terhadap buyer internasional. Dengan harapan nantinya akan jadi satu ikon dan secara tidak langsung mengundang perhatian buyer dan akan datang langsung ke Jawa Barat," kata Lukmanul.
Meski keadaan sedang berat dan kemungkinan ke depannya akan lebih berat, ujar dia lagi, optimisme tetap dibangun melalui beragam kegiatan guna mendongkrak ekspor Jabar khususnya dalam ekonomi kreatif untuk bisa tembus ke mancanegara selain AS. Dengan memaksimalkan produk ekraf andalan Jabar, seperti kulit, furniture, dan olahan bambu.
Pasar selain AS dan China yang merupakan pasar utama, Indonesia juga memiliki potensi tembus ke pasar lainnya seperti Jepang, India, negara-negara Asia Tenggara, hingga kawasan Afrika.
"Apalagi tarif ini pada Indonesia masih sebesar 32 persen, sementara ke negara lain diturunkan seperti Vietnam 20 persen dan China 30 persen. Kita tetap harus optimis karena ada pasar lain, dan juga kita akan gencarkan event-event internasional, seperti Sunda Karsa Fest ini, lalu Oktober mendatang ada West Java Expo dan kegiatan besar lainnya yang memang bisa mengundang investor, industrial user, kemudian tentunya buyer," katanya lagi.
Ketua Dekranasda Jabar Noneng Komara Nengsih mengatakan, pihaknya memiliki optimisme menghadapi tarif resiprokal AS dan tak khawatir produk kreatif Jabar turut melesu.
Pasalnya, kata Noneng, sektor ekonomi kreatif Jabar memiliki histori budaya yang kental dan tidak mudah ditiru oleh pihak lain, dan dengan hadirnya Sunda Karsa Fest akan mendongkrak eksistensi produk Jabar.
"Saya yakin ini akan juga membantu ekspor kita, membantu pertumbuhan ekonomi kita, dan tentu saja juga membantu mengurangi pengangguran yang ada di Jawa Barat," ujarnya lagi.
Namun, dia sadar butuh usaha bagaimana meningkatkan daya saing dan promosi, supaya ekspor dari Jabar untuk produk ekraf tetap tinggi peminat, tanpa harus bergantung dengan ekspor ke AS.
"Harus menguatkan daya saingnya ya, supaya kita bisa bersaing dengan luar negeri. Tapi di kitanya juga (harus) bangga dan mencintai produk," katanya pula.
Sunda Karsa Fest: Karya Kreatif Jawa Barat 2025, akan digelar di Trans Studio Mall pada 17-20 Juli 2025 ini, akan melibatkan ratusan UMKM, puluhan desa wisata, serta pelaku usaha ekonomi kreatif atau ekraf, untuk dapat membuka celah menembus pasar luar negeri lain di luar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sunda Karsa Fest 2025 dongkrak kinerja ekspor antisipasi Tarif Trump