Pangandaran (ANTARA) - Taruna Siaga Bencana Alam (Tagana) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, terus melakukan upaya mengedukasi masyarakat tentang kebencanaan untuk memperkuat mitigasi bencana alam sebagai langkah antisipasi meminimalisasi risiko bencana seperti gempa dan tsunami.
"Upaya mitigasi kita optimalkan. Kita juga sudah memetakan jalur evakuasi, titik kumpul sementara, dan titik kumpul akhir," kata Ketua Tagana Kabupaten Pangandaran Nana Suryana saat dihubungi melalui telepon seluler, Selasa.
Ia menuturkan selama setahun ini telah terjadi guncangan gempa bumi skala kecil di wilayah selatan Jawa, dan yang terakhir gempa terjadi di Pangandaran, Senin (9/6) tengah malam.
Adanya potensi bencana itu, kata dia, membuat jajarannya dan instansi lainnya berupaya mengoptimalkan mitigasi bencana dengan mengedukasi masyarakat Kabupaten Pangandaran agar siap melakukan langkah antisipasi apabila terjadi bencana alam.
Ia menyebutkan langkah yang sudah dilakukan Tagana dan Kementerian Sosial yakni menyiapkan Lumbung Sosial dan Kampung Siaga Bencana di lokasi-lokasi titik kumpul akhir di tiga desa yakni Desa Sukahurip, Purbahayu, dan Wonoharjo di Kecamatan Pangandaran.
"Lumbung sosial berisi bantuan kebutuhan dasar seperti makanan siap saji dan tenda yang disiapkan kapan saja untuk digunakan," katanya.
Ia menyampaikan Kampung Siaga Bencana di lokasi itu sudah dibentuk akhir tahun 2024 melibatkan 150 sukarelawan yang sudah mendapatkan pelatihan untuk selalu siap siaga menghadapi apabila terjadi bencana alam.
Sukarelawan itu dibentuk untuk menghadapi langkah cepat dan tepat apabila terjadi gempa bumi, atau tsunami terjadi di Kabupaten Pangandaran.
"Selain menyiapkan Lumbung Sosial, kita membentuk relawan Kampung Siaga Bencana di tiga desa penyangga tersebut sebagai upaya mitigasi, dan kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman gempa, dan tsunami di wilayah Pangandaran," katanya.
Ia mengatakan saat ini Kabupaten Pangandaran sudah membentuk 15 Kampung Siaga Bencana program dari Kementerian Sosial, Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Pangandaran, dan mandiri yang dibentuk oleh desa.
Tercatat saat ini, kata dia, Kabupaten Pangandaran memiliki 93 desa yang rencananya semua wilayah akan membentuk Kampung Siaga Bencana yang tidak hanya untuk kesiapan menghadapi bencana gempa dan tsunami, tapi juga banjir dan longsor.
Ia menambahkan selain Kampung Siaga Bencana, BPBD Pangandaran juga sudah membentuk Forum Kesiapsiagaan Dini Masyarakat di tiga desa yang tujuannya sama membentuk sukarelawan berbasis masyarakat di tingkat desa.
"Idealnya memang semua wilayah desa-desa yang potensi dibentuk relawan kebencanaan," katanya.