Ambon (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik bermagnitudo 6,9 yang mengguncang wilayah Laut Banda, Maluku Tenggara Barat, pada Senin (14/7) siang, tidak berpotensi tsunami.
Gempa terjadi pada pukul 12:49 WIB dengan pusat gempa berada di laut, tepatnya 169 kilometer arah barat daya Maluku Tenggara, pada kedalaman 98 kilometer. Lokasi episenter berada pada koordinat 6,27° LS dan 131,33° BT.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini merupakan jenis gempa menengah akibat aktivitas deformasi dalam lempeng Laut Banda (intraplate),” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, di Ambon, Senin.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki pergerakan geser atau strike-slip. Guncangan gempa dilaporkan dirasakan cukup kuat di Saumlaki dengan intensitas IV-V MMI, Dobo III-IV MMI, dan Banda III MMI.
Gempa bumi ini juga berdampak dan dirasakan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), dengan skala intensitas IV-V MMI, yang artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk dan membuat banyak orang terbangun.
Kemudian di daerah Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, dengan skala intensitas III-IV MMI, yang artinya bila pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah. Dan daerah Banda dengan skala intensitas III MMI, yang artinya getaran dirasakan nyata di dalam rumah.
Meski tidak menimbulkan tsunami, BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dan tidak terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hingga pukul 13:10 WIB, belum terdeteksi adanya gempa susulan.