Jakarta (ANTARA) - Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi data kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) yang menguat.
“Data kepercayaan konsumen AS yang kuat meredam kekhawatiran atas ekonomi AS,” ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Mengutip Xinhua, kepercayaan konsumen mengalami peningkatan lebih kuat dari perkiraan bulan Mei 2025. Hal ini mengakhiri tren penurunan selama lima bulan berturut-turut yang telah mendorong sentimen ke level terendah sejak pandemi COVID-19.
Penguatan tersebut terjadi ketika para pelaku bisnis terus memperingatkan tentang potensi kenaikan harga yang terkait dengan tarif, meskipun Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengambil langkah untuk melonggarkan kebijakan perdagangan.
Menurut Conference Board, sentimen konsumen AS meningkat di semua kelompok usia dan pendapatan, yang menandakan pemulihan luas dalam prospek. Data yang membaik ini bertepatan dengan pembicaraan perdagangan antara AS dengan China guna mengurangi tarif antara kedua negara, sehingga memicu reli di pasar saham dan mendorong beberapa perusahaan Wall Street mengurangi perkiraan resesi mereka.
