Jakarta (ANTARA) - Universitas Pertahanan (Unhan) mengunjungi Pertamina EP (PEP) Jatibarang Field di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat untuk mengenal lebih dekat industri energi dan juga mendukung kemandirian energi.
Dalam kunjungan itu (15/5), Wakil Dekan I Bidang Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhan Laksamana TNI Yanda Dwira Firman Z. mengapresiasi inovasi yang dilakukan Pertamina EP.
"Inovasi ini memiliki aksi nyata dalam mendukung ketahanan energi nasional. Semangat dan dedikasi tim mencerminkan nilai bela negara yang patut diteladani," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Kegiatan itu merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan yang mengangkat tema "Sinergi Pemerintah, Swasta, dan Militer untuk Mendukung Kemandirian Energi".
Kunjungan itu diawali dengan pemaparan profil PEP Jatibarang Field yang mencakup peran strategisnya dalam mendukung target produksi migas nasional.
Selanjutnya, dilakukan diskusi interaktif yang membahas berbagai inovasi teknologi unggulan yang diterapkan dalam operasi hulu migas, terutama upaya meningkatkan produksi dan menekan laju penurunan alamiah.
Pertamina EP Jatibarang Field juga memaparkan dua inovasi unggulan. Inovasi pertama menunjukkan metode reaktivasi sumur suspend JTB-055 untuk meningkatkan produksi dan sales gas, dari sebelumnya 2 juta standard kaki kubik (MMSCFD) menjadi 4,5 MMSCFD.
Selain itu, presentasi inovasi pemompaan PCP-Dobber yang sukses menurunkan potensi kehilangan produksi (loss production opportunity/LPO) dan berkontribusi pada efisiensi biaya dan penurunan emisi karbon dioksida.
Mahasiswa Unhan juga berkesempatan mengunjungi fasilitas Stasiun Pengumpul Utama (SPU-A), salah satu instalasi penting dalam proses pengolahan dan distribusi migas di wilayah kerja Jatibarang. Mereka melihat langsung kegiatan operasi, penerapan standar keselamatan kerja serta praktik terbaik yang diterapkan dalam kegiatan eksplorasi dan produksi migas.
Salah satu topik yang menarik perhatian mahasiswa adalah penggunaan metode cyclone untuk efisiensi produksi dan pemisahan fluida.
Sementara itu, Senior Manager Pertamina EP Jatibarang Field Gondo Irawan menyampaikan bahwa metode cyclone dinilai paling efisien untuk kondisi lapangan saat ini, terutama dari sisi pemisahan awal fluida.
"Inovasi ini bagian dari upaya kami mendorong produksi berkelanjutan yang tetap sejalan dengan target emisi rendah dalam mendukung komitmen net zero emission pada 2060 sesuai Paris Agreement," kata Gondo.
Kunjungan tersebut menjadi wadah sinergi antara dunia akademik dan industri energi dalam merumuskan strategi bersama untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia, melalui pemanfaatan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan.