Bandung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat inflasi secara tahunan (year on year/yoy) di Jawa Barat pada April 2025 mencapai 1,67 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,73, yang dipengaruhi oleh harga emas dan tarif dasar listrik.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Darwis Sitorus menyebut komoditas tarif listrik dan emas, utamanya perhiasan, menjadi penyumbang inflasi tertinggi juga secara bulanan (month to month/mtm) di mana inflasi tarif listrik sebesar 0,99 persen, emas perhiasan 0,15 persen, disusul oleh bawang merah dan tomat sebesar 0,05 persen.
"Tapi kalau terkait emas, saya kira masih tergantung pada perkembangan harga secara global. Jadi ini yang menjadi perhatian sebenarnya, karena pengaruh terhadap pembelian dalam negeri juga akhirnya terpengaruh oleh perkembangan harga di internasional," kata Darwis di Gedung BPS Jabar Bandung, Jumat.
Darwis mengungkapkan lonjakan harga emas yang tercermin dalam andil inflasi secara tahunan sebesar 0,54 persen, lebih disebabkan oleh faktor fluktuasi harga di pasar global, dan tidak serta-merta mencerminkan adanya tekanan pada daya beli masyarakat.
"Kalau kita amati dari inflasi sejumlah komoditas tadi, secara keseluruhan menurut saya ini belum bisa disimpulkan bahwa daya beli masyarakat sedang turun. Tapi memang komoditas emas ini dan tarif listrik paling berpengaruh pada inflasi," ujarnya.
Sementara itu, kata Darwis, pergerakan harga untuk komoditas kebutuhan pokok lainnya dinilai masih berada dalam rentang yang wajar.