Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75 persen, yang mana keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
Dengan inflasi domestik terkendali, memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menyesuaikan suku bunga, sehingga akan menjadi faktor tambahan yang mendukung prospek positif bagi pasar saham Indonesia di masa mendatang.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua atau sebelas sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi yang menguat sebesar 2,4 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen primer dan sektor barang baku yang masing-masing naik sebesar 2,32 persen dan 1,52 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu WAPO, MFIN, FORU, DIVA dan INET. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni NETV, SMIL, OBAT, CINT dan WGSH.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.078.972 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,91 miliar lembar saham senilai Rp10,13 triliun. Sebanyak 427 saham naik 175 saham menurun, dan 204 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 666,59 poin atau 1,90 persen ke 35,705,74, indeks Shanghai melemah 2,23 poin atau 0,07 persen ke 3.295,06, indeks Kuala Lumpur menguat 2,68 poin atau 0,18 persen ke 1.509,20, dan indeks Strait Times melemah 8,14 poin atau 0,21 persen ke 3.823,78.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG akhir pekan ditutup menguat dengan semua sektor naik