Sejalan dengan penurunan BI-Rate pada Januari 2025 dan operasi moneter yang ditempuh Bank Indonesia, penurunan suku bunga pasar uang (INDONIA) berlanjut sehingga menjadi 5,79 persen pada 18 Maret 2025 dari semula sebesar 6,03 persen pada awal Januari 2025.
Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan tanggal 14 Maret 2025 juga menurun, namun tetap tercatat menarik untuk mendukung aliran masuk modal asing, yakni masing-masing dari 7,16 persen; 7,20 persen; dan 7,27 persen pada awal Januari 2025 menjadi 6,32 persen; 6,37 persen; dan 6,40 persen.
“Imbal hasil SBN tenor 2 tahun per 18 Maret 2025 juga tetap menarik meskipun menurun, dari 6,96 persen menjadi 6,51 persen. Sementara imbal hasil SBN tenor 10 tahun meningkat dari 6,98 persen menjadi 7,00 persen,” kata Perry.
Sementara itu, suku bunga perbankan tetap rendah ditopang oleh likuiditas perbankan yang memadai sejalan dengan implementasi penguatan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan publikasi transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).
Kondisi tersebut, ujar Perry, pada gilirannya mampu meningkatkan efisiensi pembentukan suku bunga perbankan yang makin baik sehingga mendukung penyaluran kredit perbankan.
Suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Februari 2025 tercatat masing-masing sebesar 4,79 persen dan 9,21 persen. Angka ini relatif stabil dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI: Operasi moneter propasar diperkuat dukung stabilisasi rupiah