Cirebon (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon, Jawa Barat, menyebutkan bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di wilayah aglomerasi Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Kepala KPw BI Cirebon Jajang Hermawan dalam keterangannya di Cirebon, Senin, mengatakan konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 50 persen terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah aglomerasi tersebut.
Baca juga: BI Cirebon mencatat 4.500 transaksi QRIS pada ajang PQN x FEBRI 2024
Menurutnya, stabilitas daya beli masyarakat di Ciayumajakuning didukung juga oleh sektor pertanian dan UMKM yang terus berkembang.
“Masyarakat di Ciayumajakuning memiliki daya beli yang cukup stabil, terutama karena sektor pertanian dan UMKM tetap tumbuh,” katanya.
Ia menyampaikan selain konsumsi rumah tangga, kegiatan ekspor komoditas unggulan pun bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Apalagi dengan adanya pemulihan permintaan dari mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China.
Selain itu, Jajang meyakini kalau sektor industri pengolahan juga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi di Ciayumajakuning, didukung oleh keberadaan Pelabuhan Patimban di Subang, Jabar.
“Kolaborasi antara pemerintah daerah dan pelaku usaha perlu diperkuat guna meningkatkan daya serap investasi, baik domestik maupun asing yang nantinya berdampak pada pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Lebih lanjut, pihaknya menilai prospek pertumbuhan ekonomi di Ciayumajakuning diprediksi tetap positif, khususnya pada 2025 dengan proyeksi sekitar 4,7 persen hingga 5,5 persen.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut mencapai 5,02 persen pada triwulan terakhir 2024 atau meningkat dari 4,95 persen pada triwulan sebelumnya.
Meski prospeknya cukup positif, dia mengakui masih ada sejumlah tantangan masih perlu diantisipasi seperti tingkat inflasi pada harga bahan pokok, yang dapat mengurangi daya beli masyarakat.