Garut (ANTARA) - Sejumlah aparatur Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengedukasi masyarakat tentang bahaya mengkonsumsi jamur liar sebagai tindak lanjut dari kasus tujuh orang keracunan jamur liar yang saat ini banyak tumbuh pada musim hujan di Kecamatan Selaawi, Garut.
"Kita sudah melaksanakan imbauan baik tulisan maupun lisan kepada masyarakat, imbauan kewaspadaan terhadap keracunan jamur liar," kata Camat Selaawi Fahmi Fauzi saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Sabtu.
Ia menuturkan, edukasi tentang pangan yang aman itu perlu disampaikan kepada seluruh elemen masyarakat apalagi saat ini musim penghujan seringkali banyak tumbuh-tumbuhan, salah satunya jamur yang tumbuh di sekitar lahan lingkungan masyarakat Kecamatan Selaawi.
Jamur yang tumbuh liar itu, kata dia, oleh petugas disampaikan kepada masyarakat bahwa tidak semua jamur bisa dikonsumsi, jika nekat dikonsumsi akan berdampak buruk terhadap kesehatan.
Seperti halnya yang dialami tujuh warga di Desa Mekarsari, kata dia, mengalami keracunan sampai akhirnya harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit setelah mengkonsumsi jamur liar yang tumbuh di sekitar rumahnya.
"Adanya tujuh orang warga Desa Mekarsari yang keracunan akibat konsumsi jamur liar, kami mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih dan mengkonsumsi jamur yang ditemukan di kebun, hutan, atau lingkungan sekitar," katanya.
Ia menyebutkan, jamur yang tumbuh di alam itu tidak semuanya bisa dimakan, banyak jenisnya, bahkan ada yang menyerupai seperti jamur namun itu berbahaya sehingga tidak boleh dikonsumsi.
Jika masyarakat menemukan tumbuhan jamur, kata dia, kemudian tidak banyak mengetahui tentang berbagai jenis jamur yang boleh dan dilarang, sebaiknya tidak diambil untuk dikonsumsi karena dampaknya berbahaya bagi kesehatan.
"Jangan mengkonsumsi jamur yang tidak dikenali dengan pasti, jika ragu sebaiknya jangan dimakan," katanya.
Ia mengatakan, bagi yang mengkonsumsi jamur liar beracun itu dampaknya seperti mual, muntah-muntah, diare, sakit perut, pusing, gangguan sistem saraf, dan hati yang berakibat fatal.
Jika terlanjur memakan jamur liar dan mengeluhkan sakit tersebut, kata Fahmi, secepatnya meminta bantuan untuk mendapatkan penanganan medis agar tidak terlanjur parah.
"Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala setelah mengkonsumsi jamur liar, apabila kesulitan menghubungi medis, segera hubungi aparatur terdekat baik RT, RW, desa, dan kecamatan," katanya.
Ia menyampaikan, tujuh warga yang mengkonsumsi jamur liar itu berusia tujuh sampai 22 tahun yang harus mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Selaawi karena muntah-muntah, mual, dan pusing.
Kondisi seluruh warga itu, kata dia, mulai membaik setelah mendapatkan perawatan medis secara intensif selama dua hari, dan kini semuanya sudah diperbolehkan pulang.
"Alhamdulillah semua pasien sudah pulang," katanya.