Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor Jawa Barat menyatakan kesiapan 38 KK korban bencana di tiga kelurahan Kecamatan Bogor Selatan untuk menempati rumah baru berupa hunian tetap (Huntap) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Secepatnya 38 KK ini akan menempati 38 unit bangunan rumah di Kampung Ciranjang, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan," kata Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kota Bogor Hanafi di Kota Bogor, Minggu.
Huntap disediakan sebagai upaya relokasi warga yang tinggal di lokasi rawan bencana. Sebanyak 38 KK itu terdiri dari 24 KK asal Kelurahan Empang, 13 KK asal Kelurahan Batu Tulis, dan 1 KK asal Kelurahan Lawang Gintung.
Ia menjelaskan, bangunan ini merupakan bantuan stimulan pembangunan rumah yang menggunakan anggaran dana siap pakai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Proses yang dilalui cukup panjang. Pemkot Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan koordinasi dengan BNPB, mulai dari pengajuan bantuan, kesiapan lahan, survei lokasi, hingga proses pembangunan untuk memastikan setiap tahapan berjalan sesuai aturan.
Warga harus menunggu kurang lebih dua tahun sejak terjadinya bencana pada Maret 2023.
"Kita inventarisir (relokasi) semua (korban bencana). Kita membangun 38 unit rumah tipe 36. Saya sudah cek, rumah-rumah ini layak pakai, bagus, ada ruang tamu, kamar mandi, kamar tidur, listrik, dan air minum. Semua sudah difasilitasi," ujarnya.
Dari sisi geografis, Pemkot juga memfasilitasi area hunian tetap itu dengan Tembok Penahan Tanah (TPT), pembangunan akses jalan, serta lahan untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum.
"Yang jelas, pemerintah berpikir untuk menyelamatkan warga, sehingga kita tempatkan mereka di tempat yang lebih layak," terang Hanafi.