Dia menuturkan sebagian besar armada berusia lebih dari 20 tahun, jauh melampaui batas maksimal usia operasional 10 tahun. Kondisi ini menyebabkan penurunan minat masyarakat menggunakan angkot.
“Sebanyak 84 persen armada tidak bisa diremajakan. Hal ini ditambah dengan meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi dan pilihan layanan transportasi online,” katanya.
Dishub optimistis pengembangan layanan BRT dapat menjadi solusi untuk meningkatkan aksesibilitas transportasi publik yang nyaman, terjangkau, dan terintegrasi di Kota Cirebon.
“Akibat berbagai kendala tersebut, banyak angkot hanya beroperasi pada jam sibuk, seperti saat keberangkatan dan kepulangan sekolah,” ucap dia.
Baca juga: BRT di Kota Cirebon beroperasi mulai Februari