Bandung (ANTARA) - Jatinangor City of Digital Knowledge yang baru diluncurkan hari ini, yang merepresentasikan kota pintar berbasis pengetahuan digital, diharapkan bisa turut mendorong industri berbasis digital di kawasan tersebut.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman menjelaskan bahwa Jatinangor City of Digital Knowledge merupakan kerja bersama dari Pemrintah Kabupaten Sumedang bersama Gugus Tugas Kawasan Jatinangor, perguruan tinggi, dunia usaha, dan masyarakat.
Baca juga: Kemendes menargetkan seluruh desa bertransformasi menjadi desa digital
"Sehingga membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, Insya Allah awal tahun kantor di desa bisa pakai block chain technology. Inisiasi ini akan kami dorong terus, tentu nanti ada support APBD provinsi, kami komunikasikan juga dengan pusat. Harapannya, pada waktunya Jatinangor bisa menjadi Silicon Valley Indonesia," kata Herman di Bandung, Selasa.
Herman mengatakan bahwa inisiasi untuk membuat Jatinangor beroperasi sebagai kota dirancang sejak tahun 2009, meski secara defacto merupakan bagian dari Kabupaten Sumedang, hingga beberapa tahun ke belakang lewat diskusi pihak-pihak terlibat, tercetus banding Jatinangor City of Digital Knowledge tersebut.
"Jatinangor ini adalah kawasan perkotaan, walaupun bagian integral dari Kabupaten Sumedang tetapi karakteristiknya adalah perkotaan sehingga harus dimanage dengan kaidah-kaidah manajemen perkotaan," ujar Herman.Ia berharap dengan diluncurkannya Jatinangor sebagai kota literasi dapat mendorong pertumbuhan berbagai sektor di Bandung Raya.
"Mudah-mudahan pada waktunya akan menginspirasi Indonesia, bagaimana membangun sebuah kawasan berbasis kearifan lokal satu sisi tetapi menggunakan teknologi digital. Kami memulainya pada hal yang sederhana yang potensinya sudah tampak yakni pengetahuan," tutur Herman.