Purwakarta (ANTARA) - Para kiai dan pengasuh pondok pesantren di Jawa Barat memprihatinkan maraknya isu suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) pada Pilkada Jabar 2024.
Ketua Pesantren dan Ajengan Jabar (Tren Al Jabar) KH Aziz Hakim Syaerozi, di Kabupaten Purwakarta, Rabu mengaku prihatin atas dinamika politik di Jawa Barat yang semakin tidak sehat, sampai menggunakan isu SARA sebagai bahan serangan terhadap lawan.
“Itu tentu sangat tidak dibenarkan, maka kami para ajengan membuat kesepakatan bahwa menjaga stabilitas keamanan itu hukumnya wajib bagi seluruh warga negara, termasuk pemerintah," katanya.
Menurut dia, isu SARA tidak hanya bertentangan dengan hukum positif sesuai undang-undang, tapi juga tak sesuai dengan syariat Islam.
Untuk itu, ia siap membentengi dan mengawal bahkan melaporkan para pelaku SARA.
Untuk itu, pihaknya mendorong agar aparat berwenang segera mengambil tindakan terhadap para pelaku SARA terhadap calon yang didukungnya.
"Serangan isu SARA terhadap kang Dedi itu sudah jelas hoaks. Faktanya kang Dedi ini tokoh Muslim, sementara kita melihat banyak narasi seolah bukan sosok Muslim," katanya.
Ia menilai bahwa semua pasangan calon memiliki nilai positif karena memiliki visi untuk membangun Jawa Barat.