Petani di Bojongkapol berharap keberhasilan program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain.
Desa Bojongkapol kini sedang mempersiapkan lebih dari 70 hektare lahan tambahan untuk pengembangan indigofera, setelah sebelumnya berhasil mengembangkan tanaman ini di lahan seluas 30 hektare.
Langkah ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan ekonomi desa secara berkelanjutan.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono yang meninjau lahan penanaman Indigofera di Desa Bojongkapol beberapa waktu lalu menyatakan apresiasinya atas kerja sama erat antara perusahaan dengan masyarakat untuk mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan.
Pihaknya pun siap untuk bersinergi untuk memastikan keberhasilan program seperti memberikan pembinaan, menghadirkan penyuluh sehingga program betul-betul diterima oleh masyarakat.
"Kami dari Kementerian Pertanian siap bersinergi, siap mendorong, siap membantu, siap menempatkan orang. Apapun yang baik buat rakyat, kita siap jiwa raga kita untuk rakyat," kata Sudaryono.
Sudaryono juga mengapresiasi upaya PLN yang tidak hanya berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat 14 juta hektare lahan kritis di seluruh Tanah Air. Dengan mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu, program ini dapat turut berkontribusi dalam upaya pemanfaatan lahan kritis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengubah lahan kritis menjadi ekosistem biomassa di Bojongkapol