Kepala Bidang Usaha Kecil Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Jawa Barat Ucup Yusuf menilai produk lokal Jabar dinilai berpotensi menembus pasar global dengan catatan para pelaku usaha lebih inovatif.
Ditemui pada Selasa, Ucup mengatakan bahwa hal tersebut terlihat dari business meeting yang dilakukan antar delegasi Provinsi Jabar (40 pelaku usaha) bersama delegasi Provinsi Heliongjiang, China (sekitar 30 pengusaha), di mana produk lokal menarik minat dari pengusaha Negeri Tirai Bambu.
Baca juga: Business Meeting Jabar-Heilongjiang diharap menambah realisasi investasi
"Catatannya, harus inovatif, supaya pembeli asing tertarik untuk membeli. Utamanya olahan komoditas hasil pertanian, untuk buah salak yang di sana itu jarang. Terus manggis, bahkan kelapa jarang. Kalau tepat guna, diolah misal kelapa untuk santan ini potensial," ujar Ucup di lokasi business meeting di satu hotel di Kota Bandung.
Selain inovasi, kata Ucup, konsistensi juga menjadi vital untuk masuk ke pasar global, di mana pelaku usaha atau UMKM harus mampu memastikan kesiapan produksinya, dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Sebab, lanjut dia, pasar luar negeri pasti akan membutuhkan komoditas dalam skala besar yang harus mampu dipenuhi oleh produsen, bila ingin bertahan di pasar global. Jika tidak, nantinya akan untuk menembus pasar global, belum lagi negara luar sangat selektif, untuk menerima masuk barang dari negara lain.
"Tinggal komitmennya, kalau sudah bertransaksi dengan luar. Sanggup enggak? Jangan di awal semangat, begitu ada kontrak permintaan banyak, tidak dikerjakan," ucapnya.
Diketahui, sekitar 40 pelaku usaha Jabar diberi peluang agar produknya bisa menembus ke Helongjiang, China, dengan dipertemukan bersama sekitar 30 delegasi dari provinsi tersebut lewat business meeting yang dihelat Pemprov Jabar di satu hotel di Bandung, Selasa.
Baca juga: Puluhan pelaku usaha Jabar diberikan peluang produknya tembus ke China
Ditemui pada Selasa, Ucup mengatakan bahwa hal tersebut terlihat dari business meeting yang dilakukan antar delegasi Provinsi Jabar (40 pelaku usaha) bersama delegasi Provinsi Heliongjiang, China (sekitar 30 pengusaha), di mana produk lokal menarik minat dari pengusaha Negeri Tirai Bambu.
Baca juga: Business Meeting Jabar-Heilongjiang diharap menambah realisasi investasi
"Catatannya, harus inovatif, supaya pembeli asing tertarik untuk membeli. Utamanya olahan komoditas hasil pertanian, untuk buah salak yang di sana itu jarang. Terus manggis, bahkan kelapa jarang. Kalau tepat guna, diolah misal kelapa untuk santan ini potensial," ujar Ucup di lokasi business meeting di satu hotel di Kota Bandung.
Selain inovasi, kata Ucup, konsistensi juga menjadi vital untuk masuk ke pasar global, di mana pelaku usaha atau UMKM harus mampu memastikan kesiapan produksinya, dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Sebab, lanjut dia, pasar luar negeri pasti akan membutuhkan komoditas dalam skala besar yang harus mampu dipenuhi oleh produsen, bila ingin bertahan di pasar global. Jika tidak, nantinya akan untuk menembus pasar global, belum lagi negara luar sangat selektif, untuk menerima masuk barang dari negara lain.
"Tinggal komitmennya, kalau sudah bertransaksi dengan luar. Sanggup enggak? Jangan di awal semangat, begitu ada kontrak permintaan banyak, tidak dikerjakan," ucapnya.
Diketahui, sekitar 40 pelaku usaha Jabar diberi peluang agar produknya bisa menembus ke Helongjiang, China, dengan dipertemukan bersama sekitar 30 delegasi dari provinsi tersebut lewat business meeting yang dihelat Pemprov Jabar di satu hotel di Bandung, Selasa.
Baca juga: Puluhan pelaku usaha Jabar diberikan peluang produknya tembus ke China