Jakarta (ANTARA) -
"Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,9 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,3 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso di Jakarta, Selasa.
Ramdan menuturkan perkembangan M2 pada September 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat.
Penyaluran kredit pada September 2024 meningkat sebesar 10,4 persen (yoy), tetap tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 10,9 persen (yoy).
Tagihan bersih kepada pemerintah pusat tumbuh sebesar 12,3 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 0,3 persen (yoy), setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 1,1 persen (yoy).
Kredit yang diberikan hanya dalam bentuk pinjaman (loans), dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga (debt securities), tagihan akseptasi (banker's acceptances), dan tagihan repo.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI: Uang beredar tumbuh mencapai Rp9.044,9 triliun pada September 2024