Bakteri-bakteri baik yang dihasilkan dari pupuk organik tidak hanya menyehatkan rumput laut melainkan juga menjadi makanan bagi ikan-ikan bandeng yang berada di dalam satu tambak yang sama. Dengan cara ini, biaya operasional yang ditanggung petani relatif lebih murah.
Pelatihan tidak hanya mencakup teknis pembuatan pupuk organik. Para petani juga mendapat pendampingan praktik budi daya rumput laut yang baik tahap demi tahap, mulai dari penyiapan dan pengeringan lahan tambak, pemberian nutrisi atau pupuk, pengisian air dan penanaman benih rumput laut, hingga penebaran bibit ikan bandeng.
Berkat pelatihan dan pendampingan tersebut, kini buah yang positif dapat dipetik. Sebelumnya, 1 hektare lahan tambak hanya menghasilkan 8 kuintal hingga 1 ton rumput laut basah. Kini, dengan biaya operasional yang lebih kecil karena penggunaan nutrisi organik, 1 hektare lahan tambak bisa memproduksi 2,5 ton rumput laut basah.
Selain itu, ada peningkatan dari sisi pertumbuhan ikan bandengnya. Ekosistem tambak yang lebih sehat berarti pertumbuhan ikan bandengnya lebih cepat.
Meski pelatihan telah dilaksanakan pada tahun lalu, hingga saat ini pihak yayasan tetap melakukan pemantauan (monitoring) terhadap kondisi tambak-tambak rumput laut di Kampung Bungin.
Rumput laut Gracilaria memang merupakan jenis rumput laut yang paling banyak dibudidayakan dan diperdagangkan. Rumput laut jenis ini merupakan salah satu komoditas unggulan dan bernilai ekonomis tinggi di sektor budi daya perikanan. Gracilaria banyak dimanfaatkan untuk industri pangan maupun industri non-pangan, seperti kosmetik dan obat-obatan.
Meskipun demikian, menurut Burhanudin, saat ini petani Kampung Bungin masih menjumpai kendala di dalam pemasaran rumput laut. Harga rumput laut yang fluktuatif menjadi tantangan bagi mereka yang menjualnya kepada pedagang pengepul.
Oleh sebab itu, diharapkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Pegadaian dan pihak lainnya dapat melanjutkan pelatihan dan pendampingan pada tahap pasca-panen rumput laut di Kampung Bungin. Diharapkan juga, UMKM setempat yang memanfaatkan produk rumput laut dapat terbangun sehingga manfaat ekonomi bisa dirasakan secara menyeluruh.
Meskipun demikian, paling tidak, mereka sudah merasakan dampak produksinya, dari 1 ton menjadi 2,5 ton dengan biaya operasional yang lebih rendah karena menggunakan nutrisi dari bahan lokal yang ada.
Kampung Bahari Nusantara, motor penggerak pemberdayaan Muara Gembong Bekasi
Jumat, 18 Oktober 2024 13:25 WIB