Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk PT Pegadaian Elvi Rofiqotul Hidayah memproyeksikan harga emas masih berpotensi naik lagi, antara lain dipengaruhi oleh ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik.
“Iya, kemungkinan itu pasti ada ya, di sela-sela uncertainty (ketidakpastian) apakah geopolitik semakin memanas atau suku bunga The Fed itu juga akan melakukan penurunan, ini kan akan berdampak," kata Elvi saat ditemui awak media di The Gade Tower, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, jika konflik atau tensi geopolitik semakin memanas, perang Rusia dan Ukraina tak kunjung usai, ketegangan antara Iran dan Israel masih berlanjut, ketegangan di Laut Merah masih memanas, maka ada kemungkinan harga emas bisa menembus 3 ribu dolar AS per troy ons ke depan berdasarkan analisa beberapa analis.
“Beberapa analis menyampaikan kurang lebih sekitar 3 ribu dolar AS per troy ons, kalau hari ini di 2.500 dolar AS per troy ons. Kalau menunggu sampai akhir tahun geopolitik makin memanas, pemilu nanti di Amerika Serikat seperti apa, ini akan berdampak," ujarnya.
Selain itu, pelaku pasar juga akan mengamati arah kebijakan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan hasil pemilihan umum di AS.
Elvi juga menuturkan ketika nilai tukar rupiah turun, maka harga emas cenderung menguat. Jika rupiah tidak tangguh, maka dampak kenaikan harga emas makin tinggi.
Di tengah ketidakpastian global dan tensi geopolitik, para pelaku pasar dan investor cenderung beralih untuk berinvestasi ke aset yang lebih aman seperti emas dan dolar AS. Hal tersebut dapat menyebabkan kenaikan harga emas.
Sebelumnya, PT Pegadaian menyebut telah menjual sebanyak 8,3 ton emas pada semester I 2024 dengan jumlah penabung 3,1 juta orang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pegadaian proyeksikan harga emas naik lagi