Garut (ANTARA) - Kejaksaan Negeri Garut menggelar kegiatan pertemuan dengan sejumlah mahasiswa dari perguruan tinggi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk mengedukasi tentang bijak bermedia sosial terkait isu hukum sehingga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
"Harus berhati-hati dalam menerima berita apakah itu hoaks atau tidak, harus betul-betul dicermati, sehingga tidak gampang dibodohi oleh berita-berita yang hoaks," kata Kepala Kejari Garut Helena Octavianne saat kegiatan Jaksa Menyapa dengan tema "No Viral No Eduacation" di Kantor Kejari Garut, Rabu.
Ia menuturkan, Kejari Garut sengaja mengundang langsung sejumlah mahasiswa sebagai perwakilan dari perguruan tinggi di Kabupaten Garut untuk berinteraksi mendapatkan pemahaman baru tentang hukum.
Kegiatan yang dilaksanakan Kejari Garut itu, kata dia, merupakan bagian program Kejaksaan bahwa jaksa harus hadir di tengah-tengah masyarakat sesuai perintah langsung dari Jaksa Agung untuk mengedukasi masyarakat.
"Kejaksaan itu benar-benar harus hadir di tengah-tengah masyarakat, salah satunya juga kita mau memberitahukan tentang 'no viral, no education' di mana tidak memviralkan berarti tidak mengedukasi, dengan memviralkan kita mengedukasi," katanya.
Ia berharap mahasiswa yang hadir dalam acara pertemuan itu bisa memiliki pemahaman hukum yang nantinya bisa disampaikan kembali ke teman-teman di kampusnya maupun di sekitar lingkungannya.
"Jadi, dari peran-peran teman-teman mahasiswa ini nanti mereka akan mengembangkan," katanya.Helena yang belum satu bulan menjabat Kepala Kejari Garut itu mengatakan, ke depannya tidak hanya melakukan pertemuan dengan mahasiswa, tapi dengan berbagai pihak lainnya, termasuk dengan kalangan media di Garut.
"Saya ingin supaya media-media juga mau saya kumpulin, terus juga LSM, dan lain sebagainya, saya ingin tahu apa sih yang bisa saya lakukan di Garut ini gitu, karena saya ingin bikin supaya Garut menjadi bagus," katanya.
Salah seorang mahasiswi dari Fakultas Ekonomi Universitas Garut (Uniga) Tanisa Putri mengatakan, kegiatan tersebut telah memberikan wawasan baru agar lebih bijak mana yang salah dan benar, kemudian apa dampaknya, terutama di era sekarang zamannya media sosial.
"Membuat diri saya pribadi untuk selalu bijak, bijak untuk ke depannya bagaimana, tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana hal yang harus kita lakukan, dan apa akibatnya, kita lebih teredukasi," kata Tanisa.