Beirut (ANTARA) - Hizbullah melaporkan pada Minggu (22/9) dini hari bahwa jumlah korban jiwa dalam konflik dengan Israel telah mencapai 501 orang sejak pertempuran kedua pihak pecah pada 8 Oktober 2023.
Kelompok Lebanon itu menyebutkan bahwa anggotanya yang tewas dalam 24 jam terakhir bertambah menjadi 17 orang, setelah Muhammad Hussein Ubeid dan Abbas Mahmoud Salih dikonfirmasi meninggal dunia.
Sebelumnya, Hizbullah melaporkan bahwa serangan udara Israel di Beirut menewaskan 15 anggotanya, termasuk mantan komandan Pasukan Radwan, Ahmed Mahmoud Wahbi.
Tentara Israel memberikan informasi mengenai serangan udara di Lebanon melalui pernyataan, yang menyebut 290 lokasi menjadi sasaran dan bahwa ribuan roket siap diluncurkan, termasuk peluncur roket dan artileri.
Israel juga mengeklaim telah menyerang infrastruktur militer Hizbullah.
Ketegangan baru-baru ini meningkat di sepanjang perbatasan setelah serangan udara Israel menargetkan pimpinan Hizbullah di Beirut.
Presiden Lebanon desak internasional
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati pada Sabtu (21/9) mendesak masyarakat internasional untuk bersikap tegas terhadap "pembantaian mengerikan Israel" di Lebanon.
"Sebenarnya saya berniat ke New York sebagai bagian dari upaya diplomatik Lebanon dalam Sidang Umum PBB untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Lebanon dan pembantaian yang dilakukan oleh musuh," kata Mikati dalam sebuah pernyataan.
"Namun, mengingat perkembangan terbaru terkait agresi Israel di Lebanon, saya memutuskan untuk membatalkan perjalanan saya," tambahnya.
"Saat ini tidak ada prioritas yang lebih penting daripada menghentikan pembantaian yang dilakukan oleh musuh Israel dan berbagai jenis perang yang dilancarkannya," kata Mikati.
Perdana menteri Lebanon itu menyerukan kepada "masyarakat internasional dan siapapun yang memiliki rasa kemanusiaan untuk bersikap tegas terkait pembantaian yang mengerikan, dan memberlakukan hukum internasional guna melindungi perangkat teknologi masyarakat umum agar tidak menjadi sasaran serangan."
Sedikitnya 37 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam sebuah serangan udara mematikan oleh Israel di daerah pinggiran selatan Beirut pada Jumat.
Hizbullah mengonfirmasi bahwa sedikitnya 16 dari anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan utama Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan Israel tersebut.
Serangan itu terjadi dua hari setelah sedikitnya 39 orang tewas dan lebih dari 3 ribu lainnya luka-luka dalam dua gelombang ledakan perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon.
Meski Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menuding Israel atas ledakan itu, Tel Aviv belum menyangkal atau mengonfirmasi keterlibatannya.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya serangan Israel terhadap Gaza, yang saat ini telah menewaskan 41.400 orang, menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Hizbullah: 501 orang meninggal akibat konflik dengan Israel di Lebanon