Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni menekankan pentingnya pembinaan Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam mendampingi keluarga yang berisiko stunting.
Menurutnya, TPK memiliki peran strategis, khususnya dalam memberikan pendampingan kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pascapersalinan, dan ibu yang memiliki balita.
“TPK bertugas memastikan keluarga-keluarga ini mendapatkan edukasi dan dukungan yang tepat agar tidak terjadi stunting,” kata dia.
Eni juga menambahkan bahwa empat kecamatan di Kabupaten Cirebon menjadi lokus penanganan stunting. Selain itu, program orang tua asuh bagi anak stunting juga sedang digalakkan untuk mendukung penurunan prevalensi stunting di wilayah tersebut.
Eni juga menambahkan bahwa empat kecamatan di Kabupaten Cirebon menjadi lokus penanganan stunting. Selain itu, program orang tua asuh bagi anak stunting juga sedang digalakkan untuk mendukung penurunan prevalensi stunting di wilayah tersebut.
Ia menyebutkan program-program ini sangat penting untuk diterapkan, karena sekarang banyak anak di Kabupaten Cirebon mengalami stunting.
Jika dirinci, DPPKBP3A mendata terdapat 9.308 balita di Kabupaten Cirebon saat ini mengalami stunting.
Jika dirinci, DPPKBP3A mendata terdapat 9.308 balita di Kabupaten Cirebon saat ini mengalami stunting.
Selain itu, pihaknya mencatat ada 8.316 balita yang mengalami kurang gizi, 5.007 balita dengan kurang berat badan serta 708 balita menderita gizi buruk.
“Melihat data tersebut, kami akan terus meningkatkan pelaksanaan intervensi percepatan penurunan stunting dengan sasaran utama remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-59 bulan,” ucap dia.