"Kalau dari arah Maroko, Cibalong ke Singajaya itu tidak bisa, jalannya kecil hanya jalan desa, lebih baik lewat Pameungpeuk, jadi nanti ada rekayasa jalan," katanya.
Ia mengatakan, rekayasa jalur angkutan umum itu untuk menghindari jalan yang terdampak longsor, meski jarak tempuhnya akan lebih jauh atau lebih lama sekitar setengah jam karena memutar arah.
"Tentunya mengganggu perjalanan, waktunya jadi berlebih, harusnya satu jam menjadi 1,5 jam, secara ekonomi masyarakat cukup relatif agak jauh, karena harus memutar," katanya.
Ia menyampaikan, Dishub Garut saat ini sudah melaporkan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Garut untuk segera mengatasi kondisi jalan yang terdampak longsor itu agar kembali normal dilintasi angkutan umum.
Menurut dia, kondisi jalan yang terdampak longsor itu dinilai cukup besar, sehingga akan membutuhkan waktu cukup lama untuk memperbaikinya, namun berharap dinas terkait bisa mempercepat proses perbaikannya.
"Permintaan perbaikan sudah, butuh waktu perbaikan apalagi longsornya cukup besar," katanya.
Sebelumnya, longsoran tanah tebing yang terjadi, Rabu pagi, menyebabkan lahan pertanian terdampak dan badan jalan aspal yang diperkirakan sekitar 70 meter tergerus.
Akibat longsor, akses jalan yang menghubungkan dua kecamatan tersebut terganggu tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua maupun roda empat.
Bencana alam longsor itu terjadi setelah turun hujan yang berlangsung lama mengguyur wilayah selatan Garut sejak Selasa (10/9) malam sampai Rabu pagi.
Dishub Garut pastikan longsor tidak ganggu layanan angkutan umum
Rabu, 11 September 2024 17:15 WIB